Gelar Diskusi Publik, HIPPI Menilai 25 Tahun Reformasi Gagal Wujudkan Ekonomi Berkeadilan

Kamis, 30 Maret 2023 - 12:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Setelah 25 tahun reformasi keadaan tetap tidak berkembang baik bagi ekonomi berkeadilan, malah setback ke belakang. Demikian disampaikan Suryani Motik, Ph.D., Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) dalam diskusi publik bertema “Ekonomi Berkeadilan dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Dunia Usaha” di Universitas Paramadina Jakarta, Rabu (29/03/2022).

Seminar yang diselenggarakan secara hibrid oleh Paramadina Public Policy Institute bekerjasama dengan HIPPI ini menghadirkan 3 narasumber yaitu Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, SE, MS, D.E.A, Emil Arifin, MBA., Adrian Wijanarko, MM dan dimoderatori oleh Arif Haryadi, MM.

Lebih lanjut Suryani mengingatkan pentingnya menyuarakan ekonomi berkeadilan. “Dulu reformasi kita lakukan bersama-sama karena melihat adanya ketidakadilan. Sekarang malah kecenderungan dunia usaha menjadi lebih sulit. Dulu ada yang ditakuti tapi sekarang tidak ada. Korupsi di mana-mana, kalau dunia usaha tidak ikut korupsi juga susah.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari segi kepemilikan tanah juga hanya dikuasai oleh golongan tertentu dengan luar biasa. Akses terhadap sumberdaya dan sebagainya juga sulit ditembus oleh usaha kecil dan orang banyak. Memang sistem nampaknya bagus, tapi yang dirasakan oleh kawan-kawan usaha kecil di bawah tidak lebih baik.

Baca Juga :  Prediksi Final Liga Champions Liverpool Vs Real Madrid

“Harus diingat bersama bahwa ekonomi berkeadilan itu kebijakannya harus dimulai dari yang makro to the end, dan kalau itu diterapkan maka yang untung rakyat banyak. Kemakmuran harus diberikan sebesar-besarnya untuk rakyat. Tidak hanya fokus di pajak dan bea cukai.” Katanya.

Menurut Guru Besar Universitas Paramadina Prof. Didin S. Damanhuri bahwa sejak awal 1970-an sampai sekarang, mindset pembangun tidak berubah dan hanya mengandalkan trickle down effect yang tidak punya implementasi nyata ke bawah.

Bappenas menurut Didin juga dilucuti dengan hanya perencanaan yang bersifat formalistik. “Seluruh penerimaan dan pengeluaran negara ada di bawah koordinasi Menteri Keuangan, demikian juga BI, perpajakan, bea cukai dan sebagainya. Hal itulah awal mula yang membuka peluang  tindak pidana pencucian uang dan korupsi besar-besaran yang sampai kini semakin marak.”

Baca Juga :  Ketua DPD RI: Yang Menolak Perjuangkan Kedaulatan Rakyat adalah Pengkhianat

Didin menyayangkan bahwa sejak 1998 tidak ditemukan adanya pemihakan ekonomi kepada ekonomi kerakyatan dan kaum terpinggirkan.

“Begitu pula tidak terbukanya akses kepada sumber daya finansial untuk perkembangan ekonomi kecil. Perencanaan kepada ekonomi kerakyatan dan kecil memang ada, tapi hanya sekadar formalitas belaka.”  Ujarnya.

Malah kebijakan ekonomi saat ini jelas berpihak kepada elit, dengan pembangunan IKN, kereta cepat, jalan tol dan sebagainya yang tidak bersentuhan dengan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.

Pembicara lainnya, Adrian Wijanarko yang juga Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina menyoroti perilaku pejabat pajak dan bea cukai yang harusnya fokus melayani, terungkap oknumnya berperilaku korup dan memamerkan kekayaan dan kemewahan. Banyak praktik KKN yang terus menerus dilakukan dengan masif.

“Indek CPI (Corruption Perception Index) Indonesia turun dari 38 ke 34 sebuah titik cukup jauh menandakan tingkat perilaku korupsi yang semakin parah.” Tambahnya.

Baca Juga :  Resmi Buka Kongres SEMMI Ke-VIII, Menpora Amali Harap SEMMI Hidupkan Kewirausahaan di Kalangan Mahasiswa

Indonesia juga masih berkutat pada masalah kemampuan dasar siswa sekolah dalam mata pelajaran matematika, science dan membaca yang tergolong amat rendah dalam ranking PISA, demikian juga angka stunting yang masih tertinggi di ASEAN, sektor pendidikan yang masih tertinggal dalam segi akses mendapatkan pendidikan.

Sebelumnya, Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini dalam pengantar diskusi menyampaikan bahwa HIPPI yang mewakili suara para pengusaha pribumi bukan untuk rasis, tetapi keberadaanya untuk membantu mayoritas yang tertinggal, yakni pribumi atau bumi putera.

“Jadi HIPPI jika menyebut pribumi jangan dianggap negatif,” kata Prof. Didik.

Menurut Prof. Didik, sekarang ini politik dan ekonomi liberal sudah menciptakan kesenjangan. Jadi harus ada kebijakan untuk menghentikan dan mengurangi kesenjangan tersebut. Sebab kalau tidak, akan terjadi ketidaksetabilan dalam sosial politik.

“Tugas HIPPI selain menyuarakan juga mengimplementasikan kebijakannya ke bawah, sehingga golongan masyarakat bawah bisa menikmati kesejahteraan,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Fiqram
Sumber : Jurnas

Berita Terkait

Kembali Raih Prestasi, Kota Tidore Kepulauan Dapat Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2024
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
Pemkot Tidore Kepulauan Harap Lomba Inovasi Daerah Tingkatkan Kualitas OPD
FGD Hima Persis DKI, Tagline Sukses Jakarta Disebut Bawa Semangat Kemajuan
Pleno DPD PAN Bassam Kasuba Tidak Lolos, Mohtar Sumaila Pasang Dada Karena Kepentingan Pribadi
TAP Ketum Komunitas Jabar dan Indonesia Unggul Dorong Susi Pudjiastuti dan Kang Dedy Mulyadi Maju Pilkada Jabar
Oknum Lurah di Langkat Nyambi Pelaksana Road Race yang Diduga Abai Pajak Hiburan
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26% di Q1 2024 di Tengah Tantangan Ekonomi Global

Berita Terkait

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:26 WIB

Kembali Raih Prestasi, Kota Tidore Kepulauan Dapat Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2024

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:21 WIB

Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:17 WIB

Pemkot Tidore Kepulauan Harap Lomba Inovasi Daerah Tingkatkan Kualitas OPD

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:09 WIB

FGD Hima Persis DKI, Tagline Sukses Jakarta Disebut Bawa Semangat Kemajuan

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:03 WIB

Pleno DPD PAN Bassam Kasuba Tidak Lolos, Mohtar Sumaila Pasang Dada Karena Kepentingan Pribadi

Senin, 6 Mei 2024 - 23:21 WIB

Oknum Lurah di Langkat Nyambi Pelaksana Road Race yang Diduga Abai Pajak Hiburan

Minggu, 5 Mei 2024 - 11:52 WIB

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26% di Q1 2024 di Tengah Tantangan Ekonomi Global

Minggu, 5 Mei 2024 - 11:44 WIB

Ambil Formulir Pendaftaran, Eka Dahliani Usman Optimis Dapat Rekom dari PSI

Berita Terbaru

Daerah

Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta

Selasa, 7 Mei 2024 - 01:21 WIB