Dua Tahun Jokowi – Ma’ruf Amin: Geliat Pendidikan Belajar dan Riset Mengalami Kenaikan

Rabu, 17 November 2021 - 07:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semangat pemerintah menaikan dana riset untuk meningkatkan peringkat pendidikan nasional. Etos belajar mengajar bagi pendidik dan semangat bekerja dalam riset menjadi jalan keluar perbaikan citra kondisi di wilayah Indonesia, terutama di daerah yang tingkat sosial ekonominya masih rendah, seperti akses internet dan pegawai yang sulit dalam proses belajar mengajar.

Menurut Kemendikbud Ristek, Nadiem, untuk mengejar ketertinggalan itu, pemerintah merumuskan kebijakan prioritas yang lebih penting, yakni pertama; Program Merdeka Belajar yang merdekakan rakyat dan pikiran, dimana sekolah mempunyai otonomi yang relatif baik sehingga birokrasi dan administrasi pendidikan tidak lagi ribet.

Dengan demikian, dapat mengejar ketertinggalan dalam numerasi dan literasi. Tentu, kurikulum pendidikan nasional, harus sedikit memaksa semua sekolah dan semua guru untuk mengejar semua jenis standar pancapaian, semua mata pelajaran dan topik pembelajaran. Jelas, strategi praktis pun, seluruh tenaga pengajar harus punya diskresi untuk memilih fokus pada hal yang paling kondisional atau paling tertinggal, dan lain-lain.

Hal itu adalah fleksibilitas dalam kurikulum yang perbolehkan guru untuk mundur 1 atau 2 tahun atau lebih cepat 1 atau 2 tahun, memperbolehkan guru dan Kepala Sekolah untuk memilih berapa persentase waktu untuk fokus mengejar ketertinggalan.

Kedua: kebijakan digitalisasi sekolah dilakukan untuk sediakan berbagai macam platform aplikasi dan tim teknologi yang digunakan oleh guru maupun Kepala Sekolah. Selain itu, pemerintah memberikan TIK kepada sekolah – sekolah seperti laptop dan proyektor dan alat komunikasi lainnya.

Kemudian, paling menentukan kenaikan peringkat pendidikan nasional saat ini, kebijakan program Kampus Merdeka, yaitu Kampus Mengajar dimana puluhan ribu mahasiswa berbakat di tugaskan untuk turun ke desa atau daerah untuk membantu guru di SD dan SMP sederajat, untuk mendampingi guru dalam membantu anak-anak yang paling tertinggal di bidang numerasi, literasi dan pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan bimbingan belajar individu (small group) dinilai sangat penting untuk saat ini.

Baca Juga :  Ekonomi Kerakyatan Berkolaborasi Dengan Ekonomi Syariah Menjadi Solusi Terbaik Dalam Mendorong Keadilan Sosial Masyarakat Di Tanah Air Dan Dunia Untuk Menghadapai Tantangan Globalisasi Ekonomi Kapitalis

Hal yang terpenting bagi pemerintah, mengejar ketertinggalan yakni Ujian Nasional dihapus dan digantikan Asesmen Nasional yang fokusnya untuk mengukur numerasi, literasi dan karakter Pancasila. Melalui Asesmen Nasional, akan benar-benar melihat dan memetakan sekolah mana yang paling butuh bantuan, yang paling tertinggal dan yang tidak terlalu tertinggal, serta mengapa tidak tertinggal.

Pemetaan yang pertama kali dilakukan dari tingkat SD, SMP dan SMA sederajat. Mengukur keberhasilan dan mengukur ketertinggalan menjadi prioritas utama. Sejauh mana ketertinggalan pendidikan dibandingkan dengan negara-negara lain, nanti akan diketahui ketika hasil PISA keluar dalam beberapa tahun ke depan. Breakdown atau segmentasi di Indonesia bisa dilihat setelah hasil Asesmen Nasional keluar.

Dari hasil riset yang telah Kemendikbud lakukan pada awal pandemi, diberikan opsi kepada sekolah untuk menggunakan kurikulum darurat. Sebesar 36% sekolah sudah menggunakan kurikulum baru. Hal ini menunjukkan secara signifikan bahwa sekolah yang menggunakan kurikulum darurat, ketertinggalan lebih kecil, lebih ramping, lebih sederhana dan lebih fokus.

Baca Juga :  Refleksi Ke-62 Tahun PMII : Transformasi Gerakan Merawat Peradaban

Terakhir, pesan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim kepada generasi muda yakni mengalami kesulitan masa muda adalah anugerah. Itu bukan suatu malapetaka. Kalau saat muda, masuk dalam situasi yang menantang, maka masih banyak waktu untuk bisa pulihkan diri, karir dan situasi sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan.

Jadi, pemerintah sudah berhasil menaikan peringkat pendidikan melalui beberapa kebijakan diatas, hingga sekarang masih berjalan. Hal itu berdampak positif pada dunia pendidikan nasional saat ini. Kebijakan tersebut, merupakan penyeimbang dan kebutuhan akses yang sama kepada informasi konten yang sama dalam menopang pembelajaran sekolah – sekolah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Intan Yulianti
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Fransiscus Go dalam Survey Calon Gubernur NTT
Jodoh Maluku Utara Adalah Taufik Madjid
Anak Indonesia, Harapan Peradaban Dunia “Menyambut Bonus Demografi 2045”
Jangan Permainkan Suara Rakyat Papua
Bahasa Ibu Sebagai Identitas Orang Asli Papua
OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu Sebagai Identitas Warisan Budaya
Wujudkan Budaya Politik Bersih dan Beretika dalam Pesta Demokrasi
Selamatkan Generasi Muda Papua Dari Ancaman Bahaya Alkohol Dan Narkoba

Berita Terkait

Rabu, 24 April 2024 - 17:24 WIB

Sebanyak 50 ASN Pemkot Tidore Kepulauan Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Rabu, 24 April 2024 - 17:15 WIB

Pemuda Pancasila Jagokan Hj Eka Dahliani Abusama untuk Pilkada Halsel

Rabu, 24 April 2024 - 17:09 WIB

30 OPD Halsel Ke Jakarta, Aktivitas Pelayanan Publik Lumpuh

Selasa, 23 April 2024 - 18:37 WIB

Sikapi Hasil Sengketa Pilpres, Advokat Tb. Uuy Faisal Hamdan: Putusan MK Sudah Objektif

Selasa, 23 April 2024 - 12:26 WIB

Pastikan Keamanan Pasokan Listrik, Tim UBP PLTU Gelar Pengamanan di Area obvitnas

Selasa, 23 April 2024 - 07:49 WIB

Partai PKS Panik dengan Elektabilitas Bahrain Kasuba

Selasa, 23 April 2024 - 07:45 WIB

Ketum Komunitas Jabar dan Indonesia Unggul Beri Ucapan Selamat atas Kemenangan Prabowo-Gibran di MK

Selasa, 23 April 2024 - 07:41 WIB

Satu Rumah di Desa Kwala Langkat, Diduga di Rusak Massa

Berita Terbaru

DKI JAKARTA

Pada Sidang Mediasi, Nasabah WAL Minta Instrumen Pengembalian Dana

Selasa, 23 Apr 2024 - 20:19 WIB