Agama Melenyapkan Kepercayaan Asli Papua

Minggu, 26 Mei 2024 - 12:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Ismail Asso – Pengamat Agama dan Budaya

Agama Pendatang Baru

Agama apapun tidak mungkin (muspra) karena itu aneh, malah keliru dan memang tidak pantas karenanya, menganggap paling berhak atas Tanah Papua. Semua agama manapun tidak boleh dibiarkan merampas kedaulatan hak-hak kebebasan orang Asli Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Manusia Papua lebih dulu ada ribuan tahun di Tanah Papua sebelum agama sebagai bagian dari kebudayaan asing diciptakan di Timur Tengah (Arab-Israel). Agama dan Pemerintah (baca: Negara) baru hadir datang mencari manusia Papua.

Karena itu Lembaga Agama apapun dan manapun tak pantas cliem apalagi boleh berhak atas Tanah Papua, karena janggal memang tak pantas cliem begitu.

Baca Juga :  Hokky Caraka dan Tiga Presiden

Sepenuhnya agama tak berkuasa atau tidak boleh dianggap berkuasa atau mengangap dirinya paling berhak atas Tanah diatas manusia Papua itu sendiri.

Lucu dan sedikit tak masuk akal kalau bukan suatu kebodohan pemuka agama Papua seolah-olah seakan ingin dianggap menguasai atas kebebasan kedaulatan kepercayaan rakyat Papua.

Lembaga Agama manapun tidak mungkin merasa boleh paling berhak atas Papua apalagi menganggap menguasai kepercayaan penduduk Asli Papua terhadap barang asing dan baru bernama agama.

Orang Papua harus sadar bahwa atas nama Lembaga Agama apapun dan dimanapun selama manusia Papua ada, sesama Orang Papua tak pantas menganggap lembaganya yang paling berhak atas Tanah Papua.

Semua agama pendatang baru di Tanah Pupua. Apalagi lembaga (organisasi) baru dibuat untuk memasarkan agama yang itu dibawa orang asing dipasarkan di Papua. Dan itu semua baru setelah Manusia Papua sudah hidup ribuan tahun diatas tanahnya.

Baca Juga :  Implementasi Disertasi Menteri Bahlil: Pembentukan SATGAS Hilirisasi Berkeadilan dan Berkelanjutan Mendesak Dipercepat

Kejatahan Agama

Betapa tidak sedikit, akibat kefanatikan kepemelukan agama, peperangan (pembunuhan, pemerkosaan, penghinaan harkat-martabat manusia) menyebabkan ribuan nyawa manusia jadi korban sia-sia.

Atas nama kebenaran agama pembantaian nyawa manusia seakan tak berdosa malah dianggap pahlawan. Hal ini telah menjadi banyak bukti terjadi dimuka bumi.

Andaikan batu gunung, bukit, tanah, pohon, hewan dapat bicara, ia menjadi saksi, bercerita bahwa; kefanatikan kepemelukan agama, ribuan nyawa anak manusia menjadi korban sia-sia kebiadaban.

Agama penyebab utama banyak manusia dibunuh. Agama menyebabkan telah banyak korban manusia menjadi mati sia-sia.

Demikianlah contoh di Ambon, agar tidak jauh menyebut Bosnia -Herzegovina atau Perang Salib pada masa silam berjilid-jilid itu.

Baca Juga :  Pemimpin Gereja Berdiri Netral Dalam Pemilu 2024

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis :
Editor :
Sumber :

Berita Terkait

Perjuangan Menjadi Pahlawan Nasional 4 Mahasiswa Trisakti dalam Tragedi 12 Mei 1998
Saatnya Bersatu Mengawal Kepemimpinan Baru Demi Kemajuan Indonesia.
Mengenal Budaya dan Perkembangan Tiongkok dari Dekat Bersama chinainmyeyes.com
Peran “Invisible Hand” dalam Ekonomi Politik Indonesia di Tengah Proteksionisme Global
Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi
Menghidupkan Kembali Ideologi: Menjadikan Pancasila sebagai Pedoman, Bukan Sekadar Hafalan
Hantu Di Pabrik dan Hantu Keserakahan: Membaca “Pabrik Gula” dan “Qodrat 2” dari Perspektif Hubungan Industrial
M.ISRA RAMLI: Prinsip Dasar Kepemimpinan Nasional Keberpihakan Pada Nilai – Nilai Kerakyatan

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:04 WIB

Pro-Kontra Usulan Penggantian Wapres, Dr. Dian Assafri Tegaskan Pentingnya Patuh pada UUD 1945

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:57 WIB

Melalui Fraksi PAN di DPR, INKOPTAN Dorong Terbitnya Inpres Konsolidasi Tanah Pertanian

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:08 WIB

Sekjen Herman Khaeron Tegaskan Kader Demokrat Wajib Hadir Membawa Solusi bagi Rakyat

Rabu, 30 April 2025 - 23:41 WIB

Perisai Syarikat Islam Dukung AM Sangaji sebagai Pahlawan Nasional

Rabu, 30 April 2025 - 20:54 WIB

KiniBisa.com Hadir Sebagai Solusi Praktis untuk Pelatihan dan Pengembangan Karier di Era Digital

Rabu, 30 April 2025 - 16:14 WIB

Korban Dijadikan Tersangka, Kuasa Hukum Pertanyakan Objektivitas Penegakan Hukum

Rabu, 30 April 2025 - 15:11 WIB

Legislator Golkar Ahmad Irawan Pertanyakan Aspek Khusus dalam Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa

Selasa, 29 April 2025 - 17:09 WIB

Bayu Sasongko Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Hukum

Berita Terbaru