Dari Rumah, Perempuan Menenun Ekonomi Bangsa

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Irma Mayang Sari(Pengurus BSNPG & PP KPPG)

Irma Mayang Sari(Pengurus BSNPG & PP KPPG)

“Dari Rumah, Perempuan Menenun Ekonomi Bangsa”

Refleksi Lembut namun Tegas di Hari Buruh

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perempuan sebagai Buruh atau Pelaku Industri Rumah Tangga ?

Di tengah gemuruh peringatan Hari Buruh, mari kita alihkan sejenak sorotan dari pelataran pabrik dan ruang rapat ke tempat yang sering dilupakan: dapur rumah, meja jahit, dan pojok kecil di mana mimpi perempuan dijalankan dengan sepenuh cinta dan ketangguhan. Di sanalah, jutaan perempuan Indonesia bekerja—bukan sekadar sebagai “buruh” yang tak terlihat, tetapi sebagai pelaku industri rumah tangga yang menopang ekonomi dan kehidupan sosial bangsa ini.

Dapur Bukan Lagi Sekadar Tempat Memasak

Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM RI (2023), 64,5% pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan, dan sebagian besar menjalankan usahanya dari rumah. Mereka memproduksi makanan, kerajinan, fashion, hingga produk kecantikan rumahan yang kini tak hanya dijual di pasar lokal, tetapi telah menembus e-commerce dan pasar internasional.

Baca Juga :  Tinjau UMKM di Serdang Bedagai, Ketum Kadin Indonesia Resmikan Gedung Baru

Angka ini bukan sekadar statistik. Ia adalah bukti bahwa rumah bukan lagi ruang pasif bagi perempuan. Ia telah berubah menjadi pabrik kecil yang produktif, ruang inovasi, bahkan sekolah kepemimpinan ekonomi mikro. Di balik setiap kue kering yang dijual lewat WhatsApp, ada perempuan yang belajar pemasaran digital secara otodidak. Di balik setiap kain batik yang dijahit tangan, ada perempuan yang sedang merancang masa depan keluarganya.

Kerja yang Tak Terhitung, Tapi Menghidupi

Namun ironisnya, kerja perempuan dalam ruang domestik sering tidak diakui secara formal. Pekerjaan rumah tangga, pengasuhan, dan wirausaha rumahan dianggap “alami” dan “sebagian dari tugas perempuan”—bukan sebagai kontribusi ekonomi yang layak dihitung.

Baca Juga :  Sebuah Langkah Nyata Dari Anies Baswedan Menuju Kepemimpinan yang Visioner

Padahal menurut laporan ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), jika pekerjaan tidak berbayar perempuan dihitung dalam PDB, kontribusinya bisa mencapai hingga 10-39% tergantung negara. Artinya, kita selama ini telah membangun ekonomi di atas kerja-kerja yang tak pernah diakui nilainya secara adil.

Buruh Rumah Tangga: Perempuan yang Terlupakan

Sementara itu, ada pula perempuan yang bekerja di rumah orang lain sebagai buruh rumah tangga. Mereka memasak, membersihkan, menjaga anak dan orang tua, dengan jam kerja panjang dan sedikit perlindungan hukum. Data JALA PRT (Jaringan Advokasi Nasional untuk Pekerja Rumah Tangga) menyebutkan bahwa hampir 80% pekerja rumah tangga di Indonesia adalah perempuan, dan sebagian besar bekerja tanpa kontrak tertulis, upah minimum, atau jaminan sosial.

Baca Juga :  Tak Hanya Ikon Ibu Kota Baru, Istana Garuda Bakal Jadi Tempat Wisata

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Irma Mayang Sari
Editor : Bim
Sumber :

Berita Terkait

Membangun Ekonomi Nasional dari Pinggiran. Sinergi UMKM dan Industri Besar adalah Keniscayaan.
Perjuangan Menjadi Pahlawan Nasional 4 Mahasiswa Trisakti dalam Tragedi 12 Mei 1998
Saatnya Bersatu Mengawal Kepemimpinan Baru Demi Kemajuan Indonesia.
Mengenal Budaya dan Perkembangan Tiongkok dari Dekat Bersama chinainmyeyes.com
Peran “Invisible Hand” dalam Ekonomi Politik Indonesia di Tengah Proteksionisme Global
Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi
Menghidupkan Kembali Ideologi: Menjadikan Pancasila sebagai Pedoman, Bukan Sekadar Hafalan
Hantu Di Pabrik dan Hantu Keserakahan: Membaca “Pabrik Gula” dan “Qodrat 2” dari Perspektif Hubungan Industrial

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:04 WIB

Menteri UMKM Maman Siap Hadir di Sidang Kasus Mama Khas Banjar sebagai Amicus Curiae

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:36 WIB

Menteri Maman Tegaskan Peran Strategis Usaha Jasa Boga dalam Pengembangan UMKM

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:09 WIB

Menteri Maman Ungkap Capaian dan Tantangan Penghapusan Piutang Macet UMKM

Rabu, 30 April 2025 - 15:04 WIB

Direktur Utama PLN Ungkap Peran Perempuan di PLN Dukung Pengurangan Utang dan Keberlanjutan Perusahaan

Rabu, 30 April 2025 - 14:54 WIB

Kadin Jelaskan Meningkatnya Investasi di Indonesia Karena Kehadiran Presiden Prabowo

Rabu, 30 April 2025 - 10:31 WIB

Menteri UMKM Apresiasi Terobosan Produk UKM dari APKASINDO

Rabu, 30 April 2025 - 09:07 WIB

Kementerian UMKM Soroti Peran Transformasi Digital dalam Memajukan UMKM

Selasa, 29 April 2025 - 15:36 WIB

Rektor UMJ: Kaderisasi Ulama Penting untuk Masa Depan Bangsa

Berita Terbaru