Dies Natalies HMI ke-76, Raihan: Komitmen HMI Meramu Friksi Ideologis Menjadi Solusi Kebangsaan

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengadakan malam puncak Dies Natalia ke-76 degan tema “Khidmat HMI untuk Masa Depan Peradaban” yang digelar di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2023) Malam.

Pada acara tersebut, PB HMI memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh Alumni HMI yang dianggap inspiratif dan memberikan kontribusi serta dedikasinya kepada Islam dan Bangsa Indonesia. Adapun sosok para inspirasi yang memiliki peranan dalam Peradaban Indonesia yang menerima penghargaan di malam Dies Natalies HMI ke-76, seperti:

Hj. Roesna Syafria (Umi Cia). Sosok wanita yang akrab disapa Bundo Kanduang HMI, dikenal sebagai penjaga etika HMI. Dimasa orde baru Umi Cia juga tempat bernaung para aktivis HMI. Sejumlah aktivis yang menjadi incaran pemerintah kala itu bernaung dikediamannya di Cilandak, dan berhasil membebaskan para aktivis HMI dari jeratan hukum.

Baca Juga :  Waktum Partai Golkar Bamsoet Luncurkan Buku ke-24 Tentang Urgensi Vaksinasi Ideologi, Untuk Tangkal Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penghargaan juga diberikan kepada Akbar Tanjung yang sudah diketahui bagi seluruh kader HMI. Beliau sosok yang memiliki segudang prestasi, karena dedikasinya terhadap pembangunan Bangsa Indonesia.

Kemudian Jusuf Kalla (JK), sosok mantan Wakil Presiden ke 10 dan 12 yang tidak asing di Indonesia. JK telah dua kali menjadi wakil Presiden pada periode 2004-2009 dan 2014-2019. JK dikenal sebagai pengusaha handal, berbagai bisnisnya di bawah naungan Kalla Group, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Kiprahnya di politik dan pemerintahan dimulai pada tahun 1999 saat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Pemerintahan Gusdur, dan Menteri Koordinaror Bidang Kesejahteraan Rakyat era Megawati. Namanya terus meroket ketika mencetuskan perjanjian perdamaian antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005 silam.

Julukan Bapak Perdamaian juga melekat pada JK saat sebagai Menkokesra di tahun 2001. JK menginisiasi Deklarasi Manilo yang menuntut perdamaian di Poso. Pada bidang ekonomi, JK berhasil menekan subsidi minyak tanah dengan memberlakukan konversi gas 3kg program yang digawangi olehnya hingga menghemat APBN sampai triliunan rupiah.

Halaman : 1 2 Selanjutnya