“Data Disdik DKI Jakarta menunjukkan bahwa hanya 34,29% guru di sini yang lulus uji kompetensi pada 2022 lalu. Alhasil, kualitas lulusan di Jakarta menjadi dipertanyakan, dan dikhawatirkan sulit untuk berkualifikasi lebih lanjut ke jenjang profesional yang sesungguhnya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak hanya di jenjang pendidikan tinggi, permasalahan keterbatasan sarana pendidikan juga ditemukan dalam jenjang-jenjang yang dasar.
“Menurut Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pada tahun 2022 masih terdapat 86 kelurahan di Jakarta yang masih belum memiliki SMP Negeri, dan 168 kelurahan yang tidak punya SMA Negeri. Dapat dikatakan bahwa; terjadi defisit bangku pendidikan formal yang serius di ibu kota. Akibatnya, banyak anak-anak di Jakarta yang kesulitan untuk sekedar dapat melanjutkan jenjang pendidikannya saja,” jelasnya.
Justin menilai bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadapi banyak permasalahan yang harus diselesaikan.
“Masih sangat banyak yang harus Pemprov DKI lakukan untuk memperbaiki buruknya kualitas pendidikan dan situasi SDM yang sedang kita alami di DKI Jakarta. Dengan situasi sekarang, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan saat ini belum mampu untuk menunjang Jakarta sebagai kota global,” sambungnya.
“Bila tidak ada tindakan nyata dan progresif dari Pemprov DKI untuk memperbaiki semua ini, maka patut dikhawatirkan bahwa cita-cita Jakarta untuk menjadi kota global tidak akan terwujud. Tidak mungkin kita dapat membangun kota ini, tanpa kita membangun rakyatnya secara nyata,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2