Menjual Tanah Menjual Masa Depan

Kamis, 4 Agustus 2022 - 15:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, MIMIKA – Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghebuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah Timur, disitulah ditempat itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. ( Kejadian 2 : 7 – 9 ).

Firman Tuhan sudah sangat jelas bahwa kita manusia ini benar-benar berasal dari tanah, hidup diatas tanah, besar diatas tanah, tua diatas tanah, meninggapun kembali ke tanah. Dan Tuhan Allah perintah kepada manusia pertama Adam dan Hawa di taman Eden disana sambil menjaga silahkan menikmati hasilnya dari tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tuhan Allah tidak pernah perintahkan kepada kedua manusia pertama di taman Eden, tanah itu kamu jual baru makan uang, tetapi tanah itu kamu wajib jaga pelihara lalu menikmati hasil dari tanah lalu memuliakan dan membesarkan nama Tuhan Allah. Kita baca ayat firman. (Imamat 25 : 23). Menyelaskan bahwa, tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi KU.

Baca Juga :  Periode Kerja Untuk Swasembada Energi

Pesan ini, Tuhan Allah sampaikan kepada bangsa Israel ribuan tahun silam tetapi pesan keras ini masih relevan dan hidup serta kuat bagi rakyat di tanah Papua.

Wakil bupati Mimika, Jonanes Rettop menegaskan: “Tanpa hutan dan tanah orang Papua tidak bisa hidup, karena itu tanah dan hutan merupakan sumber kehidupan bagi orang asli Papua, jangan kita hidup dari jual tanah, tapi bagimana kita hidup dari mengolah tanah yang kita miliki”. (SAPA Mimika, Jumat, 06 Maret 2020).

Mgr. John Philip Saklil Pr. “Stop jual tanah, orang Papua bisa hidup tanpa uang tapi tidak bisa hidup tanpa tanah. Ketika orang Papua tidak punya tanah lagi, maka orang Papua akan jadi pengemis ditanahnya sendiri, bahkan akan ada diambang kepunahan”. ( Timika, 29 Desember 2018 ).

Baca Juga :  Pemilu Untuk Membangun Manusia Papua yang Lebih Baik

Tanah adalah modal utama, investasi masa depan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan dalam pelayanan rumah tangga atau keluarga gereja dan bangsa.

Gembala Dr. Socratez Sofyan Yoman, MA. “Menjual tanah berarti kita menyerahkan dan mengantungkan hidup kita di tangan orang-orang pendatang. Menjual tanah berarti kita menanam kemiskinan dan kemelaratkan seumur hidup. Menjual tanah berarti kita menghancurkan masa depan anak dan cucu kami. Menjual tanah berarti kita membunuh masa depan anak dan cucu kami”. (Ita Wakhu Purom, 31 Juli 2022).

“Saya sendiri secara pribadi selalu mengambil waktu bersama orang tua, keluarga di honai, kampung halaman saya selalu sampaikan kepada mereka kita ini berasal dari tanah, dan tanah itu sebagai mama dan rumah bagi kita jadi jangan pernah jual tanah, kepada orang pendatang karena tanah itu pemberian Tuhan Allah untuk kita jaga dan menikmati hasilnya dan tanah itu juga sebagai modal besar bagi keluarga kami,” ucap Sepi Wanimbo.

Baca Juga :  Generasi Muda Harapan Papua

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Sepi Wanimbo
Editor : Michael
Sumber :

Berita Terkait

Perjuangan Menjadi Pahlawan Nasional 4 Mahasiswa Trisakti dalam Tragedi 12 Mei 1998
Saatnya Bersatu Mengawal Kepemimpinan Baru Demi Kemajuan Indonesia.
Mengenal Budaya dan Perkembangan Tiongkok dari Dekat Bersama chinainmyeyes.com
Peran “Invisible Hand” dalam Ekonomi Politik Indonesia di Tengah Proteksionisme Global
Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi
Menghidupkan Kembali Ideologi: Menjadikan Pancasila sebagai Pedoman, Bukan Sekadar Hafalan
Hantu Di Pabrik dan Hantu Keserakahan: Membaca “Pabrik Gula” dan “Qodrat 2” dari Perspektif Hubungan Industrial
M.ISRA RAMLI: Prinsip Dasar Kepemimpinan Nasional Keberpihakan Pada Nilai – Nilai Kerakyatan

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:04 WIB

Pro-Kontra Usulan Penggantian Wapres, Dr. Dian Assafri Tegaskan Pentingnya Patuh pada UUD 1945

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:57 WIB

Melalui Fraksi PAN di DPR, INKOPTAN Dorong Terbitnya Inpres Konsolidasi Tanah Pertanian

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:08 WIB

Sekjen Herman Khaeron Tegaskan Kader Demokrat Wajib Hadir Membawa Solusi bagi Rakyat

Rabu, 30 April 2025 - 23:41 WIB

Perisai Syarikat Islam Dukung AM Sangaji sebagai Pahlawan Nasional

Rabu, 30 April 2025 - 20:54 WIB

KiniBisa.com Hadir Sebagai Solusi Praktis untuk Pelatihan dan Pengembangan Karier di Era Digital

Rabu, 30 April 2025 - 16:14 WIB

Korban Dijadikan Tersangka, Kuasa Hukum Pertanyakan Objektivitas Penegakan Hukum

Rabu, 30 April 2025 - 15:11 WIB

Legislator Golkar Ahmad Irawan Pertanyakan Aspek Khusus dalam Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa

Selasa, 29 April 2025 - 17:09 WIB

Bayu Sasongko Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Hukum

Berita Terbaru