Organisasi HMI, GMNI, PMII dan Cipayung Lainnya Mencetak Pemimpin – Pemimpin Indonesia Hebat

Selasa, 25 April 2023 - 11:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Tody Ardiansyah Prabu, Mantan Ketua Kom HMI FH Univ Trisakti dan Ketua HMI Cab. Jakarta Barat 2009

Munculnya dua kandidat kuat presiden Indonesia, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, adalah bagian dari keberhasilan kaderisasi organisasi mahasiswa ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

SUDAH menjadi keniscayaan bagi kader pergerakan, aktivis organisasi cipayung plus bahwa niat berbakti atau berkhidmat untuk rakyat merupakan panggilan jiwanya. Mereka yang diasah, diasuh, melewati penggemblengan yang panjang untuk menjadi pemimpin publik, membuahkan hasil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Organisasi ekstra kampus seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Yang tentu telah melahirkan banyak pemikir, penggerak, dan pemimpin bangsa. Baik HMI, GMNI, hingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir, 17 April 1960, punya kontribusi besar untuk Indonesia.

Terbukti pengabdian para Alumni dari tiga organisasi kemahasiswaan ini tumbuh kembang di penjuru Nusantara, bahkan Dunia. Di hampir semua dimensi, mereka ada, tumbuh, mewarnai roda pembangunan

Dalam kerangka keterbukaan politik dan demokratisasi, HMI dan GMNI perlu untuk melakukan revitalisasi perkaderan organisasi. Hal ini sangat terkait dengan suatu upaya yang diarahkan untuk memfungsikan secara efektif organisasi sebagai training ground atau wahana untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas para kadernya sehingga mampu memahami persoalanpersoalan masyarakat dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Mengenai hal ini, HMI harus kembali membenahi internalnya baik dalam kerangka kaderisasi maupun penataan organisasi. Melalui kaderisasi maka diharapkan para kader HMI memiliki kemampuan untuk mengurai kontradiksikontradiksi yang berkembang di masyarakat dan berdialektika dengan kekuasaan dalam kerangka memperjuangkan kepentingan umat. Jika para kader HMI dapat meningkatkan pemahamannya, maka HMI dapat menjadi kekuatan strategis yang tidak hanya hadir dengan networking serta massa politik yang besar, tetapi juga dengan gagasan gagasan pembaharuan yang visioner yang diilhami dari spirit dasar yang terkandung dalam ajaran Nilai Dasar Perjuangan (NDP ). Seperti halnya HMI, maka GMNI perlu menangkap momentum keterbukaan politik saat ini dengan melakukan penataan organisasi. Sistem politik yang begitu liberal saat ini menghadapkan GMNI pada suatu pilihan untuk melakukan konsolidasi organisasi dan ideologis. Sebagai kekuatan intelektual, GMNI tentunya harus mampu menterjemahkan gagasan-gagasan besar dalam marhaenisme menjadi lebih operasional dan dapat menjadi gagasan alternatif ditengah menguatnya liberalisme kapitalisme.

Baca Juga :  Jaringan Relawan Nasional Siap Sambut Anies Baswedan di Pamekasan: Gaungkan Perubahan

Gerakannya mengakar, menjalar. Baik di birokrasi, politik, pendidikan (akademisi), penyelenggara Pemilu, pengusaha, konsultan, dan ruang-ruang pengabdian lainnya. Sama seperti PMII. Organisasi yang dikenal mengusung motto dzikir, fikir, amal shalih ini basis Ormasnya ialah NU atau Nahdlatul Ulama.

Kalau HMI kental dan cukup kuat akar sejarahnya bertalian dengan Masyumi, sebagai Ormas. GMNI identik dengan kaum Marhaen, perjuangan hak-hak rakyat jelata ”wong cilik”. PMII lebih pada segmen Islam tradisional, para Ulama dan Kyai menjadi role model, rumah mereka untuk menghidupkan akal.

HMI dan GMNI merupakan aset bangsa yang harus dijaga dan dipelihara. Independensi organisasi ini merupakan modal intelektual dan sosial untuk hidup dalam rezim apapun. Rugi bila dua organisasi kemahasiswaan ini terlibat dalam aksi dukung mendukung capres.

Baca Juga :  PB HMI Endus Skandal Penerbitan RKAB Perusahaan Tambang Batubara

Munculnya dua kandidat kuat presiden Indonesia, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, adalah bagian dari keberhasilan kaderisasi organisasi mahasiswa ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Semasa mahasiswa, Anies adalah Ketua Komisariat HMI Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Dia juga anggota Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) 2012-2017. Sementara Ganjar adalah pegiat GMNI di Fakultas Hukum UGM. Dia gigih membela Megawati Sukarnoputri saat bersengketa melawan Soerjadi dalam konflik Partai Demokrasi Indonesia pada 1996.

menolak anggapan bahwa Anies dan Ganjar adalah representasi pertarungan capres HMI melawan capres GMNI. “HMI dan GMNI tak bisa dipersonifikasi dengan sosok Anies dan Ganjar. Tak otomatis HMI dan alumni HMI kompak mendukung Anies. Begitu juga tak kemudian GMNI dan alumni GMNI menyokong Ganjar,”

Anies dan Ganjar juga tak sepakat jika dua organisasi kemahasiswaan itu diseret dalam pertarungan politik. “HMI dan GMNI bersifat independen, tak berafiliasi pada kekuatan politik manapun, dan juga bukan underbrow dari ormas atau parpol manapun. Mahasiswa sejatinya merupakan moral force bangsa, bukan task force dari dari pemenangan capres tertentu.

Anies dan Ganjar, keduanya merupakan kader dari organisasi kampus yang secara, historis, ideologis dan empiris ikut menentukan dinamika politik kebangsaan.

“HMI dan GMNI merupakan aset bangsa yang harus dijaga dan dipelihara. Independensi organisasi ini merupakan modal intelektual dan sosial untuk hidup dalam rezim apapun. Rugi bila dua organisasi kemahasiswaan ini terlibat dalam aksi dukung mendukung capres,”

Baca Juga :  Presiden Prabowo Tentang Urgensi Patuh Pada Sistem Hukum dan Undang-Undang

Selain PMII, GMKI, PMKRI dan lain-lain dalam wadah Kelompok Cipayung, alumni HMI menjadi penyumbang terbesar dalam peran politik dan kepemimpinan nasional yang disusul alumni GMNI.

HMI sejauh ini dianggap berhasil dan sukses melakukan distribusi peran kader di semua level strategis pemerintahan. Sebaran alumni HMI menjadi yang terbesar dan terbanyak menduduki jabatan penting dan berpengaruh pada institusi pemerintahan mulai dari legislatif, eksekutif, dan yudikatif hingga pada badan-badan dan komisi-komisi pelayanan publik.

Meskipun bicara pemimpin nasional level presiden tidak bisa lepas dari variabel kekuatan militer, poros katolik dan ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah dan lain sebagainya.

Setidaknya eksistensi alumni Kelompok Cipayung terlebih pada HMI, sangat signifikan piawai mendesain dan ikut menentukan transisi pemerintahan dan presiden terpilih di Indonesia selama ini. Jejaring alumni HMI yang tersebar luas dalam dunia usaha, partai politik dan ormas, melebihi kiprah alumni GMNI secara kuantitatif dan kualitatif, memberi ruang gerak yang lebih leluasa, terarah dan terukur bagi alumni HMI memenangkan capresnya.

Tak hanya Ganjar dan Anies, Kita lihat juga tokoh – tokoh GMNI yang di pusaran politik termasuk Mahfud MD Menkopolhukam yang HMI, Sukarwo Mantan Gubernur Jatim yang GMNI, Akbar Tandjung Mantan Ketua DPR RI yang HMI, Puan Mahrani Ketua DPR RI yang GMNI, Bambang Soesatyo Ketua MPR RI yang HMI dan Mantan Ketua MPR RI Taufik Keimas yang GMNI serta masih banyak lagi tokoh HMI maupun GMNI yang berkonstribusi terhadap bangsa ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tody Ardiansyah Prabu
Editor : Mufik
Sumber :

Berita Terkait

Perjuangan Menjadi Pahlawan Nasional 4 Mahasiswa Trisakti dalam Tragedi 12 Mei 1998
Saatnya Bersatu Mengawal Kepemimpinan Baru Demi Kemajuan Indonesia.
Mengenal Budaya dan Perkembangan Tiongkok dari Dekat Bersama chinainmyeyes.com
Peran “Invisible Hand” dalam Ekonomi Politik Indonesia di Tengah Proteksionisme Global
Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi
Menghidupkan Kembali Ideologi: Menjadikan Pancasila sebagai Pedoman, Bukan Sekadar Hafalan
Hantu Di Pabrik dan Hantu Keserakahan: Membaca “Pabrik Gula” dan “Qodrat 2” dari Perspektif Hubungan Industrial
M.ISRA RAMLI: Prinsip Dasar Kepemimpinan Nasional Keberpihakan Pada Nilai – Nilai Kerakyatan

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 16:08 WIB

Bupati Teluk Bintuni Serahkan Dokumen Kependudukan ke Siswa, Bagian dari Program 100 Hari Kerja

Rabu, 30 April 2025 - 15:00 WIB

Murid SD Teluk Bintuni Tak Henti Senyum Setelah Terima Sepeda Hadiah dari Bupati

Selasa, 29 April 2025 - 15:28 WIB

Bupati Raja Ampat Ajak ASN Tingkatkan Harmonisasi dan Kebersamaan Lewat Halal Bihalal

Selasa, 29 April 2025 - 13:31 WIB

Bupati Manokwari Resmikan Kepengurusan Baru Paguyuban Arema Masa Bakti 2025-2030

Selasa, 29 April 2025 - 12:27 WIB

Bupati Teluk Bintuni Resmikan Pembukaan Retreat dan Pembekalan Pelayan Firman Wilayah XII Sinode GKI di Tanah Papua

Selasa, 29 April 2025 - 12:21 WIB

Bupati Teluk Bintuni Lepas Tim “Menyala Internetku” ke Tiga Distrik sebagai Bagian dari Realisasi Program 100 Hari Kerja

Senin, 28 April 2025 - 09:10 WIB

Istri Bupati Fakfak Samaun Dahlan Nurwidayati Salurkan 50 Sajadah, Mukena, dan Al-Qur’an di Distrik Kokas

Sabtu, 26 April 2025 - 21:05 WIB

Bupati Fakfak Dorong Pemprov Papua Barat Bangun Jalan ke Distrik Karas

Berita Terbaru