Pentingnya Ekosistem dalam Bisnis: Belajar dari Elon Musk dan Tesla

Kamis, 28 November 2024 - 19:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Banyak orang berpikir bisnis itu tentang kompetisi. Tapi, kalau kita lihat kisah Elon Musk dan Tesla, ada pelajaran besar: kadang, membangun ekosistem lebih penting daripada menang sendiri.

Tahun 2014, Musk melakukan langkah yang bikin banyak orang geleng-geleng. Dia mengumumkan bahwa semua paten Tesla boleh digunakan siapa saja. Gratis! Dunia bisnis langsung heboh. Apa dia gila?

Tapi, ternyata ini bukan “aksi amal” biasa. Ini adalah strategi bisnis yang brilian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masalah yang Dilihat Musk

Waktu itu, mobil listrik (EV) cuma segelintir di jalan. Pasarnya kecil banget. Selain itu, charging station—tempat ngecas mobil listrik—hampir nggak ada. Musk tahu, kalau Tesla mau sukses, EV harus jadi tren besar, dan itu butuh kerja sama banyak pihak.

Baca Juga :  Kolaborasi Krakatau Steel, Dekranas, Kementerian BUMN Beri Pelatihan ke UMKM agar Berkelas

Dia nggak bisa sendirian bikin semua ini. Jadi, apa solusinya? Bagi rahasia Tesla!

Cara Elon Musk “Memanipulasi” Industri

Dengan membuka paten Tesla, Musk bikin produsen mobil lain (seperti BMW) ikut-ikutan serius garap EV. Mereka mulai investasi besar-besaran, dari pengembangan mobil listrik sampai membangun charging station di seluruh dunia.

Apa untungnya buat Tesla? Banyak banget:

1. Teknologi Tesla Jadi Standar
Kalau semua pakai teknologi Tesla, otomatis Tesla jadi kiblat di industri EV.

2. Infrastruktur Meluas
Tesla nggak perlu bangun charging station sendirian. Kompetitor ikut nyumbang!

3. Pesaing Masuk Perangkap
Sambil pesaing sibuk mengejar, Tesla sudah selangkah lebih maju: mereka fokus bikin baterai murah dan efisien.

Baca Juga :  NutriVille Hadir, Son Ye Jin jadi Brand Ambassador

Rahasia di Balik Strategi Ini

Saat BMW dan lainnya ribet ngejar teknologi Tesla, Musk diam-diam bangun Gigafactory, fasilitas raksasa buat produksi baterai lithium-ion. Pada 2016, biaya baterai Tesla jauh lebih murah dibandingkan kompetitor: $187/kWh vs $280/kWh milik BMW.

Hasilnya? Tesla nggak cuma memimpin pasar EV, tapi juga punya keunggulan biaya yang susah disaingi. Semua ini berkat strategi “kedermawanan” yang terlihat polos tapi sebenarnya kejam.

Pelajaran untuk Kita

Dalam bisnis modern, membangun ekosistem lebih penting daripada melindungi rahasia. Strategi terbuka seperti yang dilakukan Tesla punya banyak keuntungan:

Standarisasi Teknologi: Semua ikut aturan kita.

Efek Jaringan: Semakin banyak pemain, semakin besar pasarnya.

Baca Juga :  Tesla Resmikan Megafactory di Shanghai untuk Produksi Baterai Penyimpanan Energi

Skala Produksi: Ekosistem tumbuh, kita tetap lebih cepat.

Jadi, kalau kamu punya bisnis, jangan takut berbagi. Kadang, membuka pintu bagi orang lain justru bikin kita makin kuat.

Seperti Musk bilang, “Berbagi bukan berarti kalah, tapi memastikan kita tetap di puncak.”

Intinya

Ekosistem itu seperti hutan. Pohon yang tumbuh sendirian mudah tumbang, tapi kalau ada banyak pohon saling melindungi, semuanya jadi lebih kuat. Jadi, mau bisnis kamu seperti pohon kecil, atau jadi bagian dari hutan yang kokoh? Pilihan ada di tanganmu!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : LUKAS
Sumber :

Berita Terkait

Kadin Yakin Indonesia dan AS Segera Jalin Kesepakatan Dagang Baru
Menteri UMKM Maman Siap Hadir di Sidang Kasus Mama Khas Banjar sebagai Amicus Curiae
Menteri Maman Tegaskan Peran Strategis Usaha Jasa Boga dalam Pengembangan UMKM
Menteri Maman Ungkap Capaian dan Tantangan Penghapusan Piutang Macet UMKM
Direktur Utama PLN Ungkap Peran Perempuan di PLN Dukung Pengurangan Utang dan Keberlanjutan Perusahaan
Kadin Jelaskan Meningkatnya Investasi di Indonesia Karena Kehadiran Presiden Prabowo
Menteri UMKM Apresiasi Terobosan Produk UKM dari APKASINDO
Kementerian UMKM Soroti Peran Transformasi Digital dalam Memajukan UMKM

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 07:54 WIB

Dari Rumah, Perempuan Menenun Ekonomi Bangsa

Kamis, 1 Mei 2025 - 11:26 WIB

Perjuangan Menjadi Pahlawan Nasional 4 Mahasiswa Trisakti dalam Tragedi 12 Mei 1998

Jumat, 25 April 2025 - 14:45 WIB

Saatnya Bersatu Mengawal Kepemimpinan Baru Demi Kemajuan Indonesia.

Rabu, 23 April 2025 - 22:56 WIB

Mengenal Budaya dan Perkembangan Tiongkok dari Dekat Bersama chinainmyeyes.com

Selasa, 22 April 2025 - 11:54 WIB

Peran “Invisible Hand” dalam Ekonomi Politik Indonesia di Tengah Proteksionisme Global

Senin, 21 April 2025 - 14:18 WIB

Hilirisasi Sumber Daya Alam: Pilar Kedaulatan Energi

Jumat, 18 April 2025 - 14:00 WIB

Menghidupkan Kembali Ideologi: Menjadikan Pancasila sebagai Pedoman, Bukan Sekadar Hafalan

Rabu, 16 April 2025 - 19:09 WIB

Hantu Di Pabrik dan Hantu Keserakahan: Membaca “Pabrik Gula” dan “Qodrat 2” dari Perspektif Hubungan Industrial

Berita Terbaru

Ketua KADIN Anindya Bakrie (Detik Indonesia/ANTARA)

Ekonomi & Bisnis

Kadin Yakin Indonesia dan AS Segera Jalin Kesepakatan Dagang Baru

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:08 WIB