DETIKINDONESIA.CO.ID, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten Sragen tengah gencar mengangkat identitas baru daerah ini sebagai The Land of Java Man, sebuah julukan yang terus dikampanyekan oleh Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, kepada setiap tamu yang datang. Julukan ini bukan sekadar slogan, melainkan didasarkan pada bukti konkret dan pengakuan ilmiah bahwa Sragen, khususnya kawasan Sangiran, memang memiliki warisan sejarah manusia purba yang sangat penting.
Dalam pertemuannya dengan pimpinan Solopos Media Group di Kantor Bupati Sragen, Senin (5/5/2025), Sigit memaparkan secara rinci alasan di balik pemilihan branding baru ini, yang melengkapi identitas lama Sragen sebagai Bumi Sukowati.
Menurutnya, Sragen tidak bertujuan menyaingi kota seperti Solo, melainkan membangun karakter unik dengan kekayaan yang dimiliki sendiri. Ia menyebut bahwa sekitar 50 persen fosil manusia purba dunia ditemukan di Sangiran, yang merupakan bagian dari wilayah Sragen. Karena itu, jika Yogyakarta bisa mengusung The Soul of Java dan Solo menyebut dirinya The Spirit of Java, maka klaim The Land of Java Man secara eksklusif hanya layak disematkan kepada Sragen.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sigit menegaskan bahwa branding ini tidak mengada-ada, karena Sangiran telah diakui secara nasional dan internasional sebagai situs penting dalam sejarah evolusi manusia. Ia berharap potensi besar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sragen.
Selama ini, menurutnya, Sragen hanya menerima “remah-remah” dari sektor pariwisata Sangiran karena wisatawan cenderung menginap di Solo. Maka dari itu, ia mendorong konsep wisata diferensiasi berbasis pengalaman (experience tourism), misalnya dengan mengajak wisatawan tinggal di rumah warga setempat dan merasakan kehidupan ala manusia purba seperti berburu dan meramu. Bahkan, kuliner khas pun dikembangkan, seperti telur atau ayam purba.
Ia juga mengusulkan event-event unik seperti Festival Meganthropus dan haul Pithecanthropus untuk menarik minat wisatawan. Tak hanya itu, dengan 40% wilayah Sragen merupakan lahan pertanian, Sigit ingin mengembangkan wisata berbasis aktivitas pertanian, seperti menanam dan membajak sawah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : TIM |
Editor | : BIM |
Sumber | : ESPOS |
Halaman : 1 2 Selanjutnya