Mengenal Budayanya Sendiri

Minggu, 20 Agustus 2023 - 14:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepi Wanimbo (detikindonesia.co.id)

Sepi Wanimbo (detikindonesia.co.id)

Oleh: Sepi Wanimbo – Ketua Umum DPD – PPDI Provinsi Papua Pegunungan & Ketua Umum DPD – PPKL dan AB Provinsi Papua Pegunungan

Kata ”budaya” berasal dari Bahasa Sansekerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak dari “Budhi” ( akal). Jadi, budaya adalah segalah hal yang bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi dan daya” atau daya dari budi. Jadi budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta, rasa dan karsa.

Menurut kamus besar bahasa indonesia budaya artinya pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni bahasa, sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwarisi secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasih dengan orang – orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan – perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Mengapa perlu mengenal budayanya sendiri karena generasailah yang akan melanjutkan nilai – nilai budaya sebagai identitas suatu bangsa untuk membedakan diri dengan bangsa lain. Sebagai penguat, ada tujuh alasan lain mengapa budaya dikenalkan. ( Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa indonesia  “KBBI” Edisi ke – 3. Jakarta : Balai Pustaka, 200, h. 169).

Wujud Budaya Perlu Dikenal Pada Generasi Muda Papua Sejak Dini

Budaya dimiliki oleh setiap bangsa merupakan perilaku yang telah dibentuk sejak lama. Baik yang nantinya berupa kebendaan atau non kebedaan. Wujudnya menurut Koentjoroningrat ada 7 meliputi agama dan ilmu pengetahuan, organisasi, kesenian, bahasa, teknologi dan mata pencaharisan.

7 Alasan Generasi Muda Papua Perlu Mengenal Budaya

Melihat semua wujud budaya yang penting dalam kehidupan sehari – hari, maka tidak ada alasan untuk tidak mengenal budaya, tradisi masih terjaga. Bahkan di lain pihak, lingkungan dan alam ikut lestari.

  1. Mempertahankan Makna

Generasi muda papua perlu dikenalkan makna dari budaya bangsanya secara bertahap. Makna tidak dapat dipahami secara langsung, karena pemikiran generasi berbeda dengan orang dewasa. Perlu mengulang – ulang bahasa budaya akan membantu ingatan dan pemahaman makna secara mendalam bagi  generasi muda setelah mereka dewasa.

Makna budaya perlu dipertahankan untuk mempertahankan fungsi dan tujuan awal budaya itu dibangun. Makna bisa saja bergeser bahkan hilang meskipun wujudnya masih ada. Ini karena fungsi dan tujuan awal tidak diajarkan sesuai bahasa. Sehingga ketika zaman berganti hilang karena tidak difungsikan dengan baik.

  1. Menghargai Karya Bangsa
Baca Juga :  Anas Urbaningrum dan Sosok Pejuang Keadilan

Alasan generasi muda Papua perlu mengenal budaya sendiri sama seperti memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri. Dengan mengenal budayanya, generasi muda pada akhirnya mengenal siapa asal – usulnya. Identitas ini akan dibawa kemana – mana karena merasa memiliki karya.

Ketika dewasa generasi/anak muda Papua tidak lupa siapa asal – usul dirinya. Tidak malu ketika berhadapan dengan bangsa lain, wilayah lain, kota lain dan daerah lain. Penghargaan terhadap karya budaya sendiri mampu meningkatkan kepercayaan diri. Sehingga tidak gampang terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya sendiri.

  1. Memupuk Rasa Toleransi Sejak Dini

Setelah generasi muda mampu menghargai budayanya, generasi muda Papua mampu memberikan banyak toleransi atas budaya sendiri. Toleransi ini memungkinkan adanya berbagai macam budaya dalam satu bangsa.

Ketika memiliki banyak budaya, generasi muda yang telah mengenal budaya akan mengetahui karakteristik setiap budaya yang dimiliki. Kelebihan dan kekurangan dalam budaya mampu diatasi dan dimaksimalkan. Sehingga tidak mudah dipecah belah oleh budaya luar.

  1. Mempererat Kesatuan Dan Persatuan

Perbedaan pada setiap budaya yang dimiliki bangsa sebenarnya bukan kelemahan. Ini termasuk kelebihan yang dapat mengisi kekurangan antarbudaya yang satu dengan lainnya. Sehingga mampu mempererat kesatuan dan persatuan bangsa, wilayah, kota dan daerah.

Hal tersebut jelas perlu dikenalkan sejak dini. Bagimana keterkaitan budaya yang satu dengan yang lain. Dengan memahami keterkaitan antarbudaya, maka akan muncul rasa saling membutuhkan bukan saling mengungguli dan meremehkan.

  1. Mempertahankan Keunikan Budaya

Sama halnya dengan alasan generasi muda Papua perlu mengenal budaya untuk mempertahankan makna, mempertahankan keunikan sangat diperlukan. Keunikan ini menjadi pembeda dengan bangsa lain, wilayah lain, kota lain, dan daerah lain. Sejalah dengan makna, keunikan seperti atribut budaya memiliki lambang. Sebisa mungkin harus dipertahankan.

Atribut budaya yang menyimpan makna harus berjalan beriringan. Atribut tidak sekedar visualisasi keunikan, makna tidak sekedar esensi tanpa wadah. Keduanya saling berkaitan. Maka anak muda Papua perlu dikenalkan secara menyeluruh tidak setengah – setengah.

  1. Bagian Penting Dari Sejarah Bangsa

Seperti kata Ir. Soekarno, “Jas Mes”, yang artinya “jangan sekali – kali melupakan sejarah.” Ini artinya termasuk budaya bangsa. Kegiatan yang terus menerus dilakukan hingga menjadi budaya jelas menorehkan rekam jejak generasi.

Rekam jejak tersebut bagian dari perkembangan zaman yang membuktikan bahwa keberadaan sekarang tidak mungkin terjadi jika tidak didahului jejak budaya sebelumnya. Seperti hukum sebab akibat, anak muda perlu dikenalkan budaya agar mengetahui pelajaran dan hikmah. Hikmah ini bisa dijadikan teladan saat ini.

  1. Sebagai Sumber Kekayaan Yang Berharga

Perkembangan zaman dapat menyebabkan kebutuhan ekonomi berubah. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi budaya bangsa, wilayah, kota dan daerah. Padahal sebenarnya budaya bangsa, wilayah, kota dan daerah termasuk kekayaan dan warisan nenek moyang Orang Asli Papua yang sangat berharga. Tidak dapat dibeli melainkan dihasilkan terus menerus oleh bangsa, wilayah, kota dan daerah asalnya.

Baca Juga :  Memperteguh Perdamaian di Tengah Perbedaan

Jika digali terus, keunikan dapat menjadi kekayaan yang dapat ditingkatkan menjadi pemenuh kebutuhan masyarakat dalam bidang ekonomi, contoh ketika ada pameran karya budaya, budaya yang dimiliki dapat disematkan brand tertentu sebaga identitas budaya.

Brand yang ada pada budaya sendiri mampu menarik bangsa, wilayah,kota dan daerah lain untuk mengenal tetapi tidak berarti memiliki. Karena dengan brand, pemilik budaya asli memilki hak kekayaan intelektual yang tidak bisa dijiplak. Inilah pentinnya bagi generasi muda Papua tahu kekayaan budayanya.

Apakah tujuh alasan generasi muda Papua mengenal budaya sendiri dimaksimalkan, dapat memupuk rasa bangga dan cinta generasi muda Papua terhadap budayanya sendiri. Seterusnya dalam jangka panjang akan menjadi tradisi yang tidak berhenti waktu ke waktu sampai selama – lamanya. ( yd.blog.um.ac.id.Malan Jawa timur,25 April 2022 )

Sejak Tuhan Menciptakan langit bumi serta isinya lalu Tuhan sendiri cipkan  Orang Asli Papua. Kemudian ditempatkan untuk hidup,beranak cucu, berkarya dan berkembang di bumi cenderawasih Papua. Demikian juga TUHAN menciptakan kekayaan alam , manusia lalu memberikan tempat yang sama dengan orang lain di dunia ini dengan gaya, bahasa, budaya yang sangat berbeda.

Bagi  kami Orang Asli Papua. terdiri dari 250 lebih suku, budaya, bahasa, kesenian dan lainnya berbeda itu setelah Tuhan Menciptakan Orang Asli Papua sejak itu juga moyang Orang Asli Papua hidup damai, hidup tentram, hidup nyaman, hidup berbudaya, seperti ekonomi, kesenian, politik, Pemimpin dan bahasa dijaga dipelihara secara baik.

Saya sendiri Sepi Wanimbo asal dari suku lani, warga lani,bangsa lani lahir dan besar di suku Lani dusun atau kampung kecil yang bernama Onggeme, Tiom Wamena sekarang Lanny jaya. Saya paham saya tau saya mengenal bangsa saya, budaya saya, bahasa saya, kesenian saya dan cara membuat honai laki – laki,honai perempuan/wanita, kandang/dapur, pagar, kebun, pana, busur, juga saya mengenal pakain laki – laki koteka, “Kobewak” dan pakaian perempuan cawat “Tali”  membuat noken tas “Yum” untuk isi ubi, sayur dan lain – lain.

Tentang mengenal nilai – nilai budaya Semuanya sudah di ajar oleh orang tua sejak dulu di honai laki – laki bagi pria dan bagi wanita diajar tentang budayanya di honai perempuan sehingga sangat mengenal tentang pribadi, asal, suku, bahasa, budaya, ekonomi, dan kesenian.

Saat ini nilai budaya yang diwariskan oleh nenek – moyang, Orang Asli Papua. terdiri dari 250 lebih suku, bahasa, budaya, kesenian, kearifan lokal dan lain – lain ini semakin hari, minggu, bulan dan tahun terus beruba artinya? Semakin waktu perkembangan teknologi ini cepat berkembang karenanya Orang Asli Papua. semakin ikut arus tidak punya prinsip yang baik untuk mempertahankan budaya sebagai identitas, Orang Asli Papua.

Baca Juga :  HUT HMI KE - 76 : Tidak Semua Perlu Kita Tiru dari Lafran Pane

Kita bisa liat saja bahasa daerahnya sudah tidak mengunakan lagi, lagu bahasa daerahnya tidak dinyanyikan lagi,keseniannya dulu lain tetapi sekarang sudah sangat berbeda lagi,pakaian perempuan yang layak di pakai oleh perempuan saja tetapi saat ini sudah laki – laki yang pakai pakaian wanita lagi, pakaian milik laki – laki koteka dulunya perempuan dilarang pake atau tidak tau pakai tetapi sekarang wanita sudah mengunakan pakaian laki – laki artinya perempuan pake koteka, dulunya tidur di honai sekarang sudah tidak bisa tidur lagi di honai.ini sudah kehilangan akal sehat, kehilangan budayanya, tradisinya dan kehilangan asal – usul serta bangsanya sendiri. Wilayahnya sendiri, kotanya sendiri dan daerahnya sendiri.

Selamatkan budayanya, bahasanya, ekonomi, kesenian, politik dan pemimpin bagi Orang Asli Papua. perlu ada langka – langka yang diambil oleh semua pemangku kepentingan yaitu di setiap sekolah, kampus, gereja, kelompok lainnya lembaga LSM, Komunitas ajar tentang pentingnya budaya supaya, Orang Asli Papua. mengenal diri, mengenal asalnya, mengenl sukunya, mengenal bangsanya.

Juga tetapi pemerintah daerah jangan memili diam, sante, tetapi jika ada regulasi/peraturan daerah untuk selamatkan budaya bagi, Orang Asli Papua. ini kalo ada silahkan disosialisasi di setiap kesempatan. Tetapi jika belum ada silahkan didorong buat sebuah peraturan daerah “perda” supaya setiap Orang Asli Papua. memahami, mengikuti dan melaksanakan.

Dalam nubuat aurat Yesus hadir bukan untuk menghilangkan aurat tapi justru menyempurnakan taurat yang ada. Taurat adalah kebudayaan yang telah diwariskan kepada suku dan bangsa di muka bumi ini oleh Allah sendiri. Pater Prans sering menyampaikan, Orang Asli Papua. wajib mencintai dan melestarikan budayanya. Karena kebudayaan Orang Asli Papua yang unik dan sakral akan menjadi kembanggaan tersendiri terhadap dunia luar dan juga pewarta Injil Yesus Kristus akan tumbuh dan berkembang terhadap orang Papua. Karena kebudayaan, moral, integritas dan kewibawaan akan terpancar menjadi cahaya hidup dan menjadi berkat untuk orang lain. “Pastor Frans Lieshout, “OFM Gembala Dan Guru Bagi Papua”. Markus Haluk, et al. 2020 Hal:113 – 114”. ( Wamena, 03 Juni 2023. Sepi Wanimbo. Detikindonesia,co.id)

Mengenal budayanya, mengenal asal – usulmu, mengenal budaya, mengenal jati dirimu, mengenal budaya, mengenal bangsamu, mengenal budaya, mengenal harapanmu, mengenal budaya, mengenal sukumu, mengenal budaya, mengenal moyangmu, mengenal budaya, mengenal dirimu sendiri sebagai Orang Asli Papua ( OAP ).

Selamat membaca sahabat – sahabatku yang baik. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.waa..waa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : SEPI WANIMBO
Editor : MUFIK
Sumber :

Berita Terkait

Fransiscus Go dalam Survey Calon Gubernur NTT
Jodoh Maluku Utara Adalah Taufik Madjid
Anak Indonesia, Harapan Peradaban Dunia “Menyambut Bonus Demografi 2045”
Jangan Permainkan Suara Rakyat Papua
Bahasa Ibu Sebagai Identitas Orang Asli Papua
OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu Sebagai Identitas Warisan Budaya
Wujudkan Budaya Politik Bersih dan Beretika dalam Pesta Demokrasi
Selamatkan Generasi Muda Papua Dari Ancaman Bahaya Alkohol Dan Narkoba

Berita Terkait

Sabtu, 27 April 2024 - 12:21 WIB

Pengembalian Berkas Bakal Calon Bupati Eka Dahliani ke PKB Dikawal Oleh Pemuda Pancasila

Jumat, 26 April 2024 - 14:06 WIB

Walikota Tidore Kepulauan Beri Apresiasi Kinerja Aparatur Pemerintahan atas Capaian SPM

Jumat, 26 April 2024 - 12:17 WIB

Ambil Formulir Pendaftaran di PAN, Hj Eka Dahliani Usman Siap Bertarung Pilkada Halsel

Jumat, 26 April 2024 - 12:14 WIB

Bupati Safitri Malik Soulisa Menghadiri Rakornas PB 2024 di Bandung

Jumat, 26 April 2024 - 12:12 WIB

Untuk Memberi Buru Selatan Cahaya Lampu, Bupati Hibahkan Lahan Ke PLN di Ambon

Kamis, 25 April 2024 - 12:10 WIB

Halal Bihalal PT PLN Indonesia Power dengan Sejumlah Awak Media

Kamis, 25 April 2024 - 12:10 WIB

Jaga Stamina dan Kebugaran, Wakapolres Langkat Ajak Personel Lari Pagi

Rabu, 24 April 2024 - 17:24 WIB

Sebanyak 50 ASN Pemkot Tidore Kepulauan Ikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator

Berita Terbaru

Berita

LBH DPP Bapera Buka Posko Bantuan Hukum Gratis di Bogor

Minggu, 28 Apr 2024 - 17:38 WIB

Ekonomi & Bisnis

Sejarah Thunderbird School of Global Management

Sabtu, 27 Apr 2024 - 10:12 WIB