Peringati HPSN 2023, Aliansi Zero Waste Indonesia Targetkan Nol Sampah dan Nol Emisi Pengelolaan Sampah

Senin, 6 Maret 2023 - 17:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) bersama anggota menggelar media gathering HPSN 2023 degan tema “Towards Zero Waste to Zero Emission” yang meliputi pengelolaan sampah dari hulu (upstream), tengah (middle stream), hingga hilir (downstream) di Bakoel Coffee Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2023) Siang.

Pada media gathering tersebut menghadirkan beberapa nara sumber seperti, Leonard Simanjuntak (Country Director, Greenpeace Indonesia), Yobel Novian Putra (Climate and Clean Energy Campaign Officer, GAIA Asia-Pasifik), Yuyun Ismawati (Co-Founder & Senior Advisor Nexus3 Foundation), dan David Sutasurya (Executive Director, YPBB Bandung). Acara tersebut di pandu oleh Co-Coordinator Aliansi Zero Weste Indonesia, Nindhita Proboretno sebagai Moderator acara.

Dalam paparannya, Yobel Novian Putra (Climate and Clean Energy Campaign Officer, GAIA Asia-Pasifik) menjelaskan bahwa masalah terbesar dari krisis sampah ada di hulu sistem ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesungguhnya masalah terbesar dari krisis sampah ada di hulu sistem ekonomi kita, dimana material diambil dengan begitu cepat secara masif dan destruktif. Namun, sampah sendiri juga memberikan dampak negatif di seluruh tahap ekonomi baik di tengah maupun di hilir. Ketika sampah dibakar di bagian hilir, baik di insinerator sampah, di industri semen, maupun di PLTU batubara emisi yang dilepaskan lebih besar dari emisi dari PLTU batubara. Hal ini sangat mengecewakan karena narasi “Zero Waste, Zero Emission” pemerintah Indonesia sesungguhnya sangat didominasi solusi-solusi palsu tersebut yang sangat mahal, polutif, dan diregulasi secara lemah. Kebijakan ini jelas sangat mengancam implementasi solusi zero waste, terutama dari sisi komitmen pembiayaan, transisi yang berkeadilan, dan penanganan krisis iklim,” jelas yobel.

Baca Juga :  Santri Dukung Ganjar Banten Rilis Program Baru Bertajuk Peduli Yatim Piatu

Didorongnya solusi semu seperti teknologi termal, diantaranya termasuk Refuse Derived Fuel (RDF), atau Bahan Bakar berbasis Limbah (BBL), dan insinerator sebagai arah kebijakan pemerintah untuk penanganan sampah kota meningkatkan ancaman pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia karena racun dalam plastik muncul sejak tahap produksi, konsumsi, hingga akhir masa pakai. Solusi palsu seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), bahkan co-firing RDF, secara sistematis tersebar dalam berbagai dokumen kebijakan dan perencanaan pemerintah, seperti Peraturan Presiden dan Proyek Strategis Nasional. Bahkan, dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDCs), teknologi termal dimasukan sebagai solusi mitigasi perubahan iklim.

Isu persampahan juga termasuk dalam perhitungan emisi karbon NDC Indonesia, namun hanya memperhitungkan emisi karbon pada tingkat hilir. Padahal diperkirakan 2/3 emisi karbon global terkait dengan ekonomi material, di mana sebagian besar emisi terjadi pada tahap ekstraksi, produksi dan distribusi. Namun, pada tahap end of pipe, pemerintah Indonesia malah mendorong teknologi pembakaran yang hanya mengkonversi emisi gas metan dari sampah tercampur menjadi karbondioksida.

Plastik dibuat menggunakan berbagai kimia aditif yang sebagian besar bersifat karsinogenik. Sejak tahap produksi hingga akhir masa pakai, racun kimia bahan pembantu ini berpindah ke tubuh pengguna dan dilepas ke lingkungan. Sekali terlepas ke lingkungan dan masuk ke tubuh kita, racun-racun ini sulit untuk ‘ditangkap’ dan dimusnahkan, menjadi lebih kompleks karena menjadi campuran yang toksik,” kata Yuyun.

Lanjut Yuyun, untuk menerapkan pendekatan Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan, kimia-kimia aditif beracun ini harus dilarang, diganti dengan yang lebih aman. Terlebih lagi, pengurangan produksi bahan baku plastik harus dilakukan secara bertahap agar volume sampah plastik dan lepasan racun kimia aditif plastik dapat dihentikan.

Penanganan sampah secara teknologi termal tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar fasilitas penanganan dan daur ulang limbah karena dapat terpapar kimia beracun, seperti dioksin furan, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan reproduksi, gangguan hormon, dan kanker.

Baca Juga :  Alkohol dari Teh, Emiten Beer Luncurkan Produk Terbaru

Juri Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi menyebutkan, “kelonggaran pemilihan opsi pengurangan sampah oleh produsen dalam Peraturan Peta Jalan Pengurangan Sampah, serta minimnya transparansi publik dikhawatirkan dapat menjadi celah bagi produsen untuk memilih opsi yang tidak sesuai dengan prioritas hirarki pengelolaan sampah, seperti menjadikan daur ulang sebagai jalan utama upaya pengurangan plastik, termasuk di dalamnya chemical recycling dan RDF. Padahal praktik seperti ini akan terus melanggengkan produksi plastik berlebihan dan berdampak melepaskan limbah serta gas beracun  yang dapat membahayakan masyarakat.

“Zero Waste Zero Emission – Tuntas kelola sampah untuk kesejahteraan masyarakat” adalah tema HPSN yang diangkat oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023. Peran semua pihak sangat vital untuk mengelola sampah. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 75 Tahun 2019 tentang  Extended Producer Responsibility (EPR), produsen diwajibkan untuk menyerahkan dokumen rencana pengurangan sampah plastik 30% pada 2030. Namun, hingga saat ini masih banyak produsen yang belum menyerahkan dokumen dan tidak ada informasi yang dapat diakses publik terkait dokumen yang telah disampaikan oleh korporasi.

Zero Waste adalah solusi paling realistis bagi pemerintah daerah, tidak mungkin bagi pemerintah daerah untuk membiayai pengelolaan sampah, selama wilayah mereka masih dibanjiri plastik. Pemerintah pusat perlu segera menerapkan pelarangan produk dan kemasan sekali pakai secara nasional, sehingga pemerintah daerah dapat lebih fokus pada daur ulang sampah organik. Bila pemerintah pusat berani menerapkan kebijakan pelarangan produk, mendorong industri substitusi produk dan kemasan sekali pakai dengan konsep guna ulang dan kemasan plastik sekali pakai, pemerintah daerah juga dapat mulai segera menerapkan kewajiban daur ulang sampah organik kepada semua sumber sampah dan hanya melayani penanganan sampah residu di sanitary landfill masing-masing,” pungkas David.

Baca Juga :  Membantu Kesulitan Rakyat, TNI AD Lakukan Program Manunggal Air

Tentang Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI)

Organisasi yang terdiri dari YPBB, GIDKP, Nexus3 Foundation, PPLH Bali, ECOTON, ICEL, Nol Sampah Surabaya, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi dan WALHI. AZWI mengkampanyekan implementasi konsep Zero Waste yang benar dalam kerangka pengarusutamaan melalui berbagai kegiatan, program, dan inisiatif Zero Waste yang sudah ada untuk diterapkan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hirarki pengelolaan sampah, siklus hidup material, dan pendekatan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) bersama 10 anggota hadir untuk memberikan rekomendasi solusi Zero Waste yang aman, bebas racun, dan berkelanjutan. Rekomendasi AZWI berfokus pada pengurangan sampah plastik dan penanganan berbasis sumber yang bertujuan menciptakan ekosistem pengelolaan sampah nasional melalui penguatan regulasi di tingkat nasional dan daerah dengan pendekatan pengurangan, guna ulang dan penerapan prinsip zero waste secara tepat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Michael
Editor : Michael
Sumber : Special Report

Berita Terkait

Rayakan Idul Fitri 1445 H Bersama Keluarga, Surijaty Gelar Open House
Peringatan Hari Ibu 2023, Punjabi Ladies Group Gelar Acara Fun & Games
Untuk Satu Putaran, Relawan Prabowo-Gibran Gelar Pesta Rakyat
Tolak Rencana Penyebaran Nyamuk, GSRI Gelar Konferensi Pers
Sambut Hari Pahlawan, Perwanti Bersama YANB dan PT Saya Komit Gelar Pengobatan Gratis
Demi Muluskan Ganjar Presiden 2024, Jenderal Andika Perkasa Hadiri Diskusi Pemenangan “Kenapa Harus Ganjar”
Fundraising Dinner untuk Korban Perang Ukraina di Westin Jakarta
Meskipun Bukan Hari Libur, Pemerintah Tetapkan HKN pada 24 Juli

Berita Terkait

Jumat, 26 Juli 2024 - 20:35 WIB

Demokrat Percayakan Duet Samaun – Donatus Maju di Pilkada Fakfak 2024

Jumat, 26 Juli 2024 - 17:41 WIB

Pemkot Tidore Kepulauan Beri Bantuan Sarana Usaha untuk 228 Pelaku UMKM

Jumat, 26 Juli 2024 - 17:15 WIB

Vendor Bank Indonesia Perwakilan Malut Digugat Kedua Kalinya 

Kamis, 25 Juli 2024 - 21:26 WIB

Seorang Ayah Setubuhi Anak Kandung, Satreskrim Polres Halsel, Siap Proses Hukum 

Kamis, 25 Juli 2024 - 19:48 WIB

Bupati Freddy Thie Sambut Kunjungan Kerja Kapolda Papua Barat

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:18 WIB

Pj Gubernur Papua Barat Buka Pendidikan dan Pelatihan Calon Paskibraka Papua Barat

Kamis, 25 Juli 2024 - 16:10 WIB

Dapat Rekomendasi Golkar, YO-JOIN Sudah Kantongi Tiga SK untuk Pilkada Bintuni

Kamis, 25 Juli 2024 - 15:56 WIB

Kapolda Papua Barat Tiba Di Kaimana, Dijemput Secara Adat Suku Miere

Berita Terbaru

Nasional

PBNU Siapkan Pansus untuk Rebut Kembali PKB

Jumat, 26 Jul 2024 - 22:54 WIB

tajukflores