Refly Harun Paparkan Tiga Cara Presidential Threshold 0 Persen

Senin, 13 Desember 2021 - 15:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Padahal, kata Refly, dalam pasal 6A UUD 1945 sudah sangat jelas bahwa yang bisa mengajukan Capres-Cawapres adalah parpol peserta pemilu.

“Harusnya apa pun parpol yang ditetapkan sebagai peserta pemilu dia punya konstitusional, standing mencalonkan Capres-Cawapres. Harusnya begitu,” tutur dia.

Namun, ia melanjutkan, oleh DPR sejak tahun 2004 diperkenalkan yang namanya Presidential Threshold.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saat itu tak masalah karena yang dipakai aturan peralihan. Saat itu aturannya adalah 15 persen kursi atau 20 persen. Tapi karena pada tahun 2004 itu Pilpres pertama, digunakan peralihan cukup 3 persen kursi atau 5 persen suara. Saat itu ada 5 pasangan calon,” tutur dia.

Pada Pemilu 2014 dan 2019 terjadi head to head imbas dari Presidential Threshold.

Baca Juga :  Selamat Datang Joko Widodo di PS!, Susul Rumah Baru Kaesang

“Prinsip demokrasi adalah fair competition. Pintu kompetisi harus dibuka. Harus diberika kepada seluruh parpol. Kalau ada yang bilang, nanti tetangga saya nyapres. Itu lebay karena standing-nya adalah parpol dan gabungan parpol,” tegas Refly.

Agar tak goyang, Refly menilai setelah Presidential Threshold 0 persen maka perlu dituangkan dalam konstitusi kita.

“Saya juga setuju calon perseorangan. Ini soal filosofi. Semua warga negara dan pemilih tidak semuanya mengacu parpol untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat,” imbuhnya.

Saat ini, Refly menilai ada tiga kelompok yang memandang amandemen konstitusi. Pertama, mereka yang tak ingin perubahan alias status quo.

“Mereka sudah berada dalam posisi aman dan nyaman dengan konstitusi saat ini. Mereka menilai belum saatnya amandemen. Kelompok ini diwakili mereka yang ada di parpol, terutama di parpol besar dan DPR,” tutur Refly.

Baca Juga :  Karena Presiden Soeharto, Ketum Partai Rakyat Mengirim Surat Terbuka Untuk Bung Fadli Zon

Kedua, kelompok yang menurut Refly sedikit fatalistik karena ingin kembali pada UUD 1945.

“Kalau kembali ke sana maka yang terjadi DPD RI bubar. Tidak ada MK dan KY. Konsekuensinya harus kita lihat juga,” papar dia. Kelompok ketiga adalah mereka yang merasa tidak puas dengan kosntitusi saat ini dan memandang banyak kelemahan dan menginginkan perubahan lanjutan.

“Salah satunya digulirkan wacana amandemen ke-5 atau konstitusi baru. Yang belakangan lebih berat. Saya berada di posisi ketiga tapi memilih yang pertama yakni amandemen ke-5,” terang Refly.

Kegiatan ini dihadiri Wakil Ketua 1 DPD RI Nono Sampono, serta sejumlah senator, yaitu Sylviana Murni (DKI Jakarta), Ahmad Nawardi (Jawa Timur), Bustami Zainudin dan Abdul Hakim (Lampung), Sukiryanto (Kalbar), dan Sudirman (Aceh), Angelius Wake Kako (NTT), Leonardi Harmaini (Sumbar) dan Darmansyah Husein (Babel).

Baca Juga :  Kembali Buka Gerai Vaksin Tahap III Bagi Masyarakat, Rutan 1 Medan Kanwil Kemenkumham Sumut Serbu Percepatan Vaksinasi

Selain Refly, narasumber lainnya adalah Staf Ahli Jaksa Agung, Jan S Maringka dan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof Masdar Hilmy.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Mohammad Musa’ad Akhiri Tugas Sebagai Pj Gubernur Papua Barat Daya, Serahkan Estafet Kepemimpinan
KNPI Goes To Campus: Mempersiapkan SDM Unggul Pemuda Menuju Indonesia Emas 2045
Abdurrahim Fabanyo, Ajak Warga Pulau Morotai, Coblos nomor Urut 1
Berangkat Ke Korsel, Ali Mochtar Ngabalin Menerima Gelar Profesor
Setelah Didukung Raja Atiati, Samaun Dahlan dan Donatus Nimbitkendik Konfrensi Pers Hari Ini Dengan Jargon SANTUN
Walikota Memberi Jawaban Atas Pembuatan Raperda Laporan Pertanggungjawban Pelaksanaan APBD Kota Tidore
Rapat Paripurna Ke 6, Walikota Tidore Kepulauan Menyampaikan RPD Tentang LPP 2023
Tokoh Adat Minta Ibu Safitri Malik Soulisa Pimpin Buru Selatan Periode Kedua

Berita Terkait

Kamis, 8 Mei 2025 - 13:20 WIB

Bupati Tanah Bumbu Kunjungi Lokasi Kebakaran dan Berikan Bantuan kepada Warga Terdampak

Rabu, 7 Mei 2025 - 13:09 WIB

Distribusi Bantuan Pemkab Tanah Bumbu untuk Korban Kebakaran di Simpang Empat

Selasa, 6 Mei 2025 - 14:44 WIB

Pemkab Tanah Bumbu Hadiri Rakor Pengendalian Inflasi Tahun 2025

Selasa, 6 Mei 2025 - 14:37 WIB

Bupati Tanah Bumbu Luncurkan Gerakan GENTING untuk Atasi Stunting

Selasa, 6 Mei 2025 - 09:31 WIB

Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, menyampaikan hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dan Kodim 1022 TNB

Senin, 5 Mei 2025 - 10:12 WIB

Bupati Tanah Bumbu Tandatangani Komitmen Anti-Korupsi: “Langkah Konkret Menuju Pemerintahan yang Bersih!”

Senin, 5 Mei 2025 - 09:48 WIB

Bupati Tanah Bumbu Dorong Pembangunan Zona Integritas di Lingkup Pemkab

Senin, 5 Mei 2025 - 09:45 WIB

Kemenhut RI Serahkan 500 Bibit Tanaman ke Tanah Bumbu Dukung Ketahanan Pangan

Berita Terbaru