Prediksi Akhir Nasib Sambo di Tangan Hakim

Rabu, 9 November 2022 - 22:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Deshandra Yusuf, S.H. (Mahasiswa Pascasarjana Hukum UGM)

Pembunuhan Brigadir Josua dengan terdakwa Ferdy Sambo cs telah digelar, Kasus pembunuhan Brigadir Josua nampaknya masih banyak serial drama yang ditampilkan dalam persidangan.

Dakwaan Jaksa pun bukan main-main. Ferdy Sambo didakwa melakukan pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 KUHP dengan ancaman yang tidak main-main pula yaitu maksimal Hukuman Mati atau setidaknya penjara seumur hidup. Pasal 340 KUHP berbunyi:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun”.

Peristiwa Pembunuhan yang sangat mengejutkan seluruh Masyarakat Indonesia, Hampir semua pemberitaan meliput peristiwa tersebut, atas peristiwa tersebut Institusi Kepolisian RI mendapat penilaian buruk dari masyarakat, Hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang dirilis Kamis (27/10/2022) memperlihatkan, citra Institusi Polri sentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga :  KAHMI: Rumah Besar Di Halaman Luas

Peristiwa pembunuhan tersebut semula penuh dengan rekayasa disebut dalam pernyataan Ferdy Sambo yaitu Terjadi Tembak Menembak antara Baradha E dengan Brigadir J, akhirnya Terungkap bahwa Brigadir J sengaja ditembak oleh Bradha E atas Instruksi mantan Kadiv Propam Polri tersebut. Akhirnya FS mengakui bahwa Brigadir J tewas karena ditembak oleh Bradha E.

Dalam persidangan, nampaknya Ferdy Sambo dan Putri Chandrawati, masih mendalilkan bahwa telah terjadi Pelecehan Seksual yang melatarbelakangi Emosi/kemarahan FS untuk menghabisi Nyawa Brigadir J.

Persidangan memperlihatkan adanya ketidaksingkronan atau konsistensi keterangan yang diberikan antara Saksi satu dengan lainnya. Mereka seakan ingin menjauhkan dirinya tidak terlibat dalam pembunuhan atau setidak tidaknya terlibat dalam skenario Ferdy Sambo.

Baca Juga :  Selamatkan Budaya Papua

Persidangan ini merupakan arena pembuktian, penulis melihat masing – masing pihak mempunyai beban berat, Jaksa harus mampu membuktikan kebenaran atas dakwaannya, sedangkan terdakwa melalui kuasa hukumnya harus membuktikan bahwa dakwaan tersebut tidak terbukti.

“Tak ada sebuah kejahatan yang sempurna”, untuk membuktikan kejahatan tersebut persidangan harus mampu memunculkan anatomi kriminal (crime anatomy). Anatomi kriminal merupakan penguraian unsur-unsur suatu jenis kejahatan yang meliputi tempat kejadian perkara (TKP), waktu kejadian, korban, pelaku dan lain-lain.

Hakim yang memeriksa harus mempunyai insting atau keyakinan untuk menggali keterangan keterangan saksi tersebut, Ibarat permainan Puzzle, Hakim harus mampu menyambungkan potongan – potongan puzzle tersebut sehingga menghasilkan kronologi dan putusan yang seadil adilnya.

Baca Juga :  Lukas Enembe Gubernur Papua Sahabat Sejati Warga Muslim Di Tanah Papua

Misalnya, apakah benar sebelum Brigadir J tewas ditembak, FS dan anak buahnya merencanakan dengan sempurna dan detail setiap langkah – langkah mulai dari Perencanaan hingga Tewasnya Brigadir J?
Pertanyaan ini menjadi Penting, karena unsur dari Pembunuhan Berencana adalah pelaku harus terbukti melakukan perencanaan pembunuhan dan mampu menyadari konsekuensi dari tindakan tersebut.

Hingga persidangan hari ini, setiap saksi yang didengarkan keterangannya tidak ada satu pun merujuk pada perbuatan Perencanaan tersebut, yang muncul adalah perencanaan atau membuat skenario pasca pembunuhan Brigadir J.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Admin
Sumber :

Berita Terkait

Nahkoda DPD Wujudkan Demokrasi Bermartabat
Melawan Pikiran Negatif
Fransiscus Go dalam Survey Calon Gubernur NTT
Jodoh Maluku Utara Adalah Taufik Madjid
Anak Indonesia, Harapan Peradaban Dunia “Menyambut Bonus Demografi 2045”
Jangan Permainkan Suara Rakyat Papua
Bahasa Ibu Sebagai Identitas Orang Asli Papua
OAP Wajib Selamatkan Bahasa Ibu Sebagai Identitas Warisan Budaya

Berita Terkait

Selasa, 14 Mei 2024 - 23:08 WIB

2 Oknum Guru Di Halsel Diduga Aniaya Siswa 

Selasa, 14 Mei 2024 - 21:46 WIB

SBGN Kota Ternate Gugat Vendornya Bank Indonesia Perwakilan Malut Di Disnaker

Selasa, 14 Mei 2024 - 15:20 WIB

Pedagang Keluhkan Tarif Retribusi Sampah, Kabid DLH Langkat Berang di Konfirmasi

Senin, 13 Mei 2024 - 23:46 WIB

Muhammad Ilham Berharap Darwis Batubara Dapat Berkolaborasi di Pilkada Deli Serdang 2024

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:30 WIB

Resmi Daftar di DPW PKB, Samaun Hegemur Siap Jadi Calon Wakil Gubernur Papua Barat

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:23 WIB

Safitri Malik Soulisa Optimis Dapat Dukungan dari NasDem di Pilkada Bursel 2024

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:20 WIB

SBGN Malut Tarik Diri Terkait PHK yang Dilakukan Oleh PT. WP

Minggu, 12 Mei 2024 - 16:30 WIB

Bupati Freddy Thie Kembalikan Berkas Pendaftaran Calon Bupati Kaimana ke DPD PDIP Papua Barat

Berita Terbaru

Daerah

2 Oknum Guru Di Halsel Diduga Aniaya Siswa 

Selasa, 14 Mei 2024 - 23:08 WIB