Ada Apa?, PBB Minta Indonesia Klarifikasi Atas Kasus – Kasus Papua 2021

Selasa, 15 Februari 2022 - 11:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dinas Sosial Kabupaten Puncak menghitung 19.919 pengungsi per 30 Mei 2021. Pengungsi ini dilaporkan hanya merupakan pengungsi dari kabupaten Mabugi dan Ilaga Utara. Sementara pengamat lain memperkirakan jumlah pengungsi di Kabupaten Puncak bisa sekitar 35.000.

Menurut Dinas Sosial Kabupaten Puncak, sebanyak 4.862 orang dari lima kecamatan mengungsi dan mengungsi di Desa Paluga dan Bogolobak, Kecamatan Ilaga Utara. Kunjungan di provinsi oleh tim kemanusiaan yang terdiri dari pekerja kemanusiaan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan satu anggota Provinsi Papua dilakukan dari 6 Juli hingga 2 Juli 2021. Tim kemanusiaan membawa 7 ton beras ke Puncak untuk distribusi antara pengungsi di distrik Ilaga dan Gome. Dikabarkan pula, polisi melarang tim kemanusiaan Gereja GIDI memasuki empat desa tempat pengungsian bernaung. Tim justru diminta untuk menjatuhkan beras di depan kantor Pemkab di Ilaga. Belakangan, setelah negosiasi, pekerja gereja hanya berhasil memberikan bantuan kemanusiaan ke Distrik Gome.

Otoritas pemerintah dan donor swasta dilaporkan mendistribusikan beras di Puncak, namun informasi yang diterima menunjukkan bahwa fasilitas kemanusiaan yang memadai tidak tersedia di provinsi tersebut untuk menangani pengungsi dalam jumlah besar. Menurut laporan yang diterima, Dinas Sosial Kabupaten Puncak hanya menerima 150 ton beras dari Kementerian Sosial di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laporan juga menunjukkan bahwa berbagai operasi pasukan keamanan telah terjadi di lokasi pengungsi. Menurut para saksi, operasi militer telah dilakukan dengan sedikit atau tanpa tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa serangan tidak dilakukan terhadap warga sipil. Sekitar sembilan gedung gereja di Puncak dilaporkan rusak akibat ledakan oleh aparat keamanan dalam razia terhadap TPNPB.

Baca Juga :  PBB Siapkan YIM Cawapres 2024, Ini Capresnya

Beberapa saksi pengungsi juga membenarkan bahwa pasukan keamanan Indonesia melepaskan tembakan tanpa pandang bulu ke daerah pemukiman selama serangan baik dari helikopter maupun dari darat. Lonjakan operasi penyergapan/pencarian militer yang dilakukan oleh pasukan keamanan gabungan, dengan tujuan penangkapan anggota TPNPB yang dilaporkan, menimbulkan risiko signifikan bagi penduduk sipil asli Papua terhadap kekerasan, penangkapan dan/atau penahanan sewenang-wenang.

*Operasi militer dan pengungsian internal di Kabupaten Maybrat*

Hingga pertengahan November 2021, lebih dari 3.000 orang asli Papua dari 50 desa di distrik Aifat Selatan, Aifat Timur, Aifat Timur Jauh, Aifat Timur Tengah dan Aifat Timur Selatan dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka. Di antara para pengungsi setidaknya ada 575 anak berusia antara tujuh dan delapan belas tahun. Pembela hak asasi manusia dan gereja telah menyatakan keprihatinan tentang situasi para pengungsi. Delapan pengungsi, termasuk seorang gadis berusia enam tahun dilaporkan meninggal sejak mengungsi pada November.

Keuskupan Katolik Manokwari-Sorong menulis surat kepada pihak militer di Maybrat, meminta komandan militer untuk mengizinkan para pengungsi kembali ke rumah mereka. Keuskupan belum menerima tanggapan hingga 26 November 2021. Setelah hampir tiga bulan mengungsi, para pengungsi berjuang untuk bertahan hidup di tempat penampungan sementara mereka karena terbatasnya akses terhadap makanan, perawatan kesehatan, dan pendidikan.

Baca Juga :  Ketua Komite III DPD RI Hasan Basri Kecam Pembakaran Al-Quran di Swedia

*Operasi militer dan pengungsian internal di Kabupaten Pegunungan Bintang*

Hingga 22 Oktober 2021, lebih dari 2.000 masyarakat adat dari distrik Kiwirok, Okbemtau, Okhika, Kiwirok Timur dan Oklip telah mengungsi. Sejak kekerasan baru-baru ini meletus di Kiriwok, pasukan keamanan Indonesia telah menargetkan desa-desa yang diduga menjadi markas sayap militer Gerakan Papua Merdeka OPM. Diperkirakan 800 penduduk desa Kiwirok telah meninggalkan rumah mereka menyusul pembakaran fasilitas umum dan pembunuhan seorang petugas kesehatan pada 13 September.

Karena bentrokan hampir setiap hari terus dilaporkan oleh penduduk lokal, sebagian besar perempuan dan anak-anak mencari perlindungan sementara di hutan di mana mereka tidak memiliki akses ke makanan dan mengalami kondisi cuaca yang keras di pegunungan tengah Papua, tanpa akses kemanusiaan. Tiga pengungsi dilaporkan tewas sejak mengungsi. Setidaknya 180 keluarga dilaporkan telah menyeberang secara ilegal ke Papua Nugini.

Gelombang perpindahan diamati antara 10 dan 21 Oktober 2021, tak lama setelah pasukan keamanan Indonesia diduga melakukan serangan udara, termasuk diduga menjatuhkan granat mortir di desa Pelebip, Kiwi, Delpem, dan Lolim di distrik Kiwirok.

Pada 8 November, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memulai penyelidikan atas pembunuhan seorang petugas kesehatan dan dugaan pengeboman desa-desa di Distrik Kiriwok. Namun pada 11 November, delegasi Komnas HAM tidak diizinkan meninggalkan kota utama Oksibil, diduga karena alasan keamanan. Dua upaya untuk mencapai distrik Kiwirok gagal karena pasukan keamanan memperingatkan bahwa “tidak dapat menjamin keselamatan tim Komnas HAM”.

Baca Juga :  LaNyalla: Hari Melawan Islamofobia Harus Jadi Momentum Umat Islam Bebas Stigma Negatif

*Operasi militer dan pengungsian internal di Kabupaten Nduga*

Pada tahun 2020, Ombudsman memperkirakan sekitar 50.000 orang dari Nduga menjadi pengungsi internal karena konflik bersenjata. Data terbaru dari organisasi hak asasi manusia dan kelompok solidaritas menunjukkan jumlah pengungsi sekitar 46.000 orang. Mayoritas pengungsi dari Nduga telah pindah ke kabupaten Papua lainnya di mana mereka terus kekurangan akses ke perawatan kesehatan gratis dan layanan dasar lainnya. Kurangnya koordinasi antara pemerintah daerah di Nduga dengan pemerintah daerah lainnya menyebabkan pengungsi Nduga tidak dapat mengakses layanan kesehatan umum.

400 pengungsi dilaporkan meninggal antara Desember 2018 dan November 2020 di Jayawijaya saja karena penyakit dan strain lain yang mereka hadapi. Jumlahnya dilaporkan naik menjadi 621 pada November 2021.

*Operasi militer dan pengungsian internal di Kabupaten Yahukimo*

Sejumlah warga di Kecamatan Suru-Suru yang tidak diketahui jumlahnya dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka setelah anggota TPN PB membunuh seorang tentara pada 20 November 2021. Seorang tentara lainnya dilaporkan terluka dalam baku tembak. Tutup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Harris
Sumber : Jubi Tv

Berita Terkait

Kunjungi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Makassar, Komite I Akan Perjuangkan Aspirasi Bapas
Percepat Penguatan IKN, Kemenpan RB Pastikan SDM Berkualitas
Indonesia Terus Komitmen Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Palestina dan Sadan
Eksplorasi Hayati di Indonesia, PT Nose Herbalindo dan BRIN Dorong Pengembangan Industri Kosmetik
RDP di DPRD Langkat Soal Ratusan PPPK Guru yang Gagal Seleksi Diwarnai Aksi Saling Pukul Meja
Terkesan Carut Marut Seleksi PPPK di Langkat, Wakil Ketua LPK Minta Kapolres dan Kajari Periksa BKD Langkat dan Dinas Terkait
Pada Refleksi Akhir Tahun, Mahkamah Agung Paparkan Capaian Selama 2023
Ratusan Guru Honorer di Langkat Lulus Passing Grade PPPK Unjuk Rasa di Kantor Bupati

Berita Terkait

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:30 WIB

Resmi Daftar di DPW PKB, Samaun Hegemur Siap Jadi Calon Wakil Gubernur Papua Barat

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:23 WIB

Safitri Malik Soulisa Optimis Dapat Dukungan dari NasDem di Pilkada Bursel 2024

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:20 WIB

SBGN Malut Tarik Diri Terkait PHK yang Dilakukan Oleh PT. WP

Minggu, 12 Mei 2024 - 16:21 WIB

Safitri Malik Daftar di Demokrat, Duet SMS – GES Jilid II Bisa Terjadi

Minggu, 12 Mei 2024 - 16:17 WIB

Tim Relawan Satu Tujuan, Siap Menangkan Safitri Malik Dua Periode

Minggu, 12 Mei 2024 - 12:05 WIB

Tim Relawan SMS untuk Buru Selatan Kembali di Bentuk

Sabtu, 11 Mei 2024 - 18:57 WIB

Gara Gara Arisan Istri Pegawai Lapas Labuha mendapatkan kekerasan

Sabtu, 11 Mei 2024 - 18:47 WIB

Penutupan Turnamen Futsal Cup II OMK Sto. Aloysius Gonzaga Kota Sorong

Berita Terbaru

Daerah

SBGN Malut Tarik Diri Terkait PHK yang Dilakukan Oleh PT. WP

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:20 WIB