DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA – 9 Mei 2025, Maraknya aksi tawuran di Jakarta, termasuk modus baru provokasi melalui media sosial, memantik kritik dan solusi konkret dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kevin Wu.
Dalam keterangan pers hari ini, Kevin Wu menegaskan bahwa penanganan tawuran tidak bisa hanya mengandalkan penindakan hukum, melainkan harus menyasar akar masalah berupa pengangguran muda, minimnya ruang ekspresi, dan lemahnya literasi digital.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Data BPS 2023 menunjukkan 15,5% pemuda Jakarta berstatus NEET, yaitu tidak bekerja, tidak sekolah, dan tidak mendapat pelatihan. Ini bom waktu sosial yang memicu frustrasi. Kami mendorong Pemprov mengubah 42 RPTRA yang terbengkalai menjadi Youth Creative Hub, tempat mereka bisa belajar vokasi, digital marketing, atau bahkan mengembangkan UMKM. Pemuda butuh harapan, bukan stigma,” tegas Kevin Wu.
Kevin juga menyoroti temuan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bahwa 1.200 konten provokasi tawuran di media sosial pada 2023 berasal dari Jakarta, dengan 60% di antaranya diunggah oleh anak di bawah umur.
“Ini bukti literasi digital kita masih darurat. Kami mendesak kolaborasi dengan platform seperti TikTok dan Instagram untuk mempercepat penghapusan konten berbahaya dari 12 jam menjadi maksimal 3 jam. Di sisi lain, program seperti Siber Patriot yang sukses turunkan perundungan siber di 50 sekolah harus diperluas ke 200 sekolah, terutama di Jakarta Timur yang menjadi episentrum tawuran,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Penulis | : |
Editor | : |
Sumber | : |
Halaman : 1 2 Selanjutnya