Politik Suci Pelayanan Sabam Sirait Bagi Kemanusiaan, Demokrasi, Dan Keadilan Sosial Untuk Indonesia Raya

Oleh : Firman Jaya Daeli
Penulis Adalah: Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia : Mengenang Dan Menghormati Sabam Sirait
Tokoh nasional, sesepuh bangsa, pemimpin rakyat, senior partai, begawan politik Indonesia : Bapak Sabam Gunung Panangian Sirait (selanjutnya tertulis Sabam Sirait), telah wafat meninggalkan kita semua. Wafat pada hari Rabu, tanggal 29 September 2021, jam 23.37 WIB, dalam usia 85 Tahun, di RS. Siloam – Karawaci, Tangerang. Jelang dan saat wafat, Sabam Sirait didampingi oleh keluarga inti terdekat. Sabam Sirait merupakan Politisi Negarawan Indonesia yang terkenal, terkemuka, dan terdepan.
Sabam Sirait tidak saja hanya meninggalkan keluarga besar, komunitas tertentu, dan kelompok terbatas. Namun juga meninggalkan masyarakat lokal dan nasional Indonesia, dan bahkan sejumlah kalangan strategis dari luar negeri. Sabam Sirait meninggalkan elemen kerakyatan, kemasyarakatan, dan kebangsaan dari manapun dan di manapun yang mengenali, mengetahui, meneladani, mengagumi, bahkan yang mengkritisi dan mengoreksinya.
Figur Sabam Sirait sebagai begawan politik, meninggalkan aneka ragam keteladanan yang berwarna, berwatak, bermartabat, dan beradab. Keteladanan akan kepribadiannya dan kepemimpinannya, sangat bermanfaat dan berdampak. Perihal tersebut, mewarnai dan memaknai sistem, struktur, dan kultur politik serta pembangunan kepartaian dan kelembagaan politik. Sikap, pendirian, pemikiran, pelayanan, pergerakan, dan pergaulan politik (perpolitikan) Sabam Sirait, menunjukkan Sabam Sirait bukan Politisi biasa dan bukan Politisi teknis.
Konstruksi dan substansi perpolitikan Sabam Sirait, memancarkannya sebagai Politisi intelektual yang berilmu, arif, bijak, visioner, dan cendekia. Status filsafat kepolitikan Sabam Sirait menembus dan menyentuh tataran menjadi Politisi Intelektual Ideologis Strategis. Filosofinya adalah mentransformasi bobotnya melakukan budaya “Politik Berpartai dan Politik Berparlemen”. Berkategori “Politisi Negarawan Pelayan”, karena Sabam Sirait membudayakan “Politik Bernegara Melayani”.
Penulis | : Firman Jaya Daeli |
Editor | : Harris |
Sumber | : |
Komentar:
Komentar menjadi tanggung jawab Anda sesuai UU ITE