Benarkah FPI dan HTI Masih Bergerak di Bawah Tanah..?

Kamis, 7 April 2022 - 11:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Kita di Indonesia menggunakan instrumen-instrumen demokrasi. Kelompok-kelompok politik Islam selalu dicurigai pada saat rezim Soekarno dan Orde Baru karena ingin menampakan landasan negara bukan yang Pancasila dan NKRI, tapi dengan syariat Islam,” kata Adi.

Maka kemudian muncul kelompok Islam yang moderat, seperti Gus Dur, Cak Nur, Dawam Rahardjo, Djohan Efendi, dan Ahmad Wahib, lebih melihat Islam secara lebih substantif.

“Kelompok moderat itu ingin menyampaikan kepada publik bahwa Islam itu tidak harus syariat Islam, potong tangan, Islam itu tidak harus naik onta. Jadi Islam itu terkait sesuatu yang substantif. Kalau demokrasi itu membawa kesejahteraan kenapa tidak dianggap sebagai narasi Islam,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adi mengkritisi pengusung ide syariat Islam dan khilafah yang tidak memiliki basis implementasi dan acuan yang jelas.

Baca Juga :  Moderasi Umat Untuk Indonesia: Pesparani Nasional 2022 di NTT Penuh Hikmat

“Ide syarat Islam tidak clear dalam level eksplanatif dan implementasi. Model-model mana negara yang bisa ditiru. Apakah negara-negara Islam di timur tengah itu ada demokrasi. Tidak ada demokrasi di situ,” ujarnya.

Ali Alatas menegaskan kalau FPI tidak bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. Sebelum FPI lama dibubarkan, Kementerian Agama pernah mewawancarai soal Pancasila dalam rangka perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar FPI.

“Dua-duanya kita ga pernah masalah, dengan Pancasila dan NKRI. Pancasila dan syariat Islam tidak bertentangan,” ujar Ali.

Ali menuding ada pihak yang ingin menstigma negatif terhadap FPI.

“Ada orang-orang yang memang mencari keuntungan konflik atau ekonomi dengan stigma negatif. Kami meminta jangan ada stigma negatif terhadap ajaran Islam, terutama masalah jihad,” ujar Ali.

Baca Juga :  GP Ansor Cidaun Cianjur Gelar PKD di Pesantren Raudhatul Islam

Berbeda dengan Ali, Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan mengatakan, meskipun FPI tidak bertentangan dengan Pancasila dan NKRI, namun kerapkali melakukan kekerasan.

“FPI pernah melakukan kekerasan pada saat dulu di Monas. FPI itu salah satu penyumbang pelanggaran kebebasan bernegara di Indonesia.” ujar Halili.

Dan dalam riset Setara Institute kepada 171 SMA negeri yang baru dirilis, Halili mengatakan penelitiannya mengonfirmasi terjadi radikalisme.

“Riset kami mengonfirmasi itu. Riset kami di 171 SMA negeri mengonfirmasi radikalisme terjadi luar biasa. Ada temuan Ketua OSIS berbeda agama itu tidak bisa diterima. Bahkan seorang guru melarang siswa-siswanya yang muslim memilih calon non muslim,” ungkap Halili.

Kemudian pada riset kualitatif pada 2019, Halili mengatakan kecemasan radikalisme di perguruan tinggi meningkat. “Jihad tidak hanya sungguh-sungguh dalam belajar, tapi jihad bagi mereka harus diinstitusionalisasi dalam keyakinan mereka,” ujarnya.

Baca Juga :  Ketum Partai Rakyat Arvindo Noviar Minta Kemenag RI dan MUI Hentikan Perdebatan Merk Halal

Halili mengkerangkai konteks radikalisme itu bertentangan dengan hak-hak warga negara yang dijamin dalam konstitusi Pasal 29 Ayat 2.

“Negara menjamin hak-hak warga negara. Yang tidak disebut sebagai keyakianan yang diakui oleh negara di luar yang 6 itu seharusnya juga punya hak yang sama,” kata Halili.

#Safari2024 Total Politik

Total Politik adalah platform diskusi online maupun offline yang mengangkat diskusi politik yang aktual dan menjadi referensi jurnalis, akademisi, dan publik. Jelang Pemilu 2024, Total Politik menginisiasi program #Safari2024 yang memiliki visi untuk menaikkan satu oktaf perbincangan politik 2024, yang masih malu-malu menjadi lebih jelas dan gamblang, sehingga bisa menjadi referensi masyarakat dalam melihat fenomena politik kontestasi 2024 mendatang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Tim
Editor : Harris
Sumber :

Berita Terkait

Percepat Penguatan IKN, Kemenpan RB Pastikan SDM Berkualitas
Indonesia Terus Komitmen Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Palestina dan Sadan
Eksplorasi Hayati di Indonesia, PT Nose Herbalindo dan BRIN Dorong Pengembangan Industri Kosmetik
RDP di DPRD Langkat Soal Ratusan PPPK Guru yang Gagal Seleksi Diwarnai Aksi Saling Pukul Meja
Terkesan Carut Marut Seleksi PPPK di Langkat, Wakil Ketua LPK Minta Kapolres dan Kajari Periksa BKD Langkat dan Dinas Terkait
Pada Refleksi Akhir Tahun, Mahkamah Agung Paparkan Capaian Selama 2023
Ratusan Guru Honorer di Langkat Lulus Passing Grade PPPK Unjuk Rasa di Kantor Bupati
Pengukuhan 138 Pejabat di Pemkab Langkat Menuai Kritikan dan Munculkan “Bau Tak Sedap”

Berita Terkait

Jumat, 3 Mei 2024 - 23:47 WIB

Bapperida Kota Tidore Kepulauan Gelar Technical Meeting Lomba Inovasi Daerah Tahun 2024

Jumat, 3 Mei 2024 - 23:42 WIB

Ratusan ASN Tidore Kepulauan Terima SK Pengangkatan 100 Persen

Jumat, 3 Mei 2024 - 23:38 WIB

Pemkot Tidore Kepulauan Gelar Upacara Hardiknas 2024 di Halaman Kantor Walikota

Jumat, 3 Mei 2024 - 23:32 WIB

Pemkot Tidore Kepulauan Dukung Kunjungan Peserta Forpimpas di Kota Tidore

Jumat, 3 Mei 2024 - 23:26 WIB

Selain PKB, Gerindra dan PAN, Hj Eka Dahliani Usman Juga Ikut Ambil Formulir Pendaftaran di Nasdem

Kamis, 2 Mei 2024 - 21:45 WIB

Rizk Yunanda Sitepu Kembali Daftar Penjaringan Bacalon Bupati Langkat di 5 Parpol Ini

Kamis, 2 Mei 2024 - 10:34 WIB

Pemkot Tidore Kepulauan Gelar Rapat Evaluasi dan Pendampingan Penyusunan Profil Kelurahan

Kamis, 2 Mei 2024 - 10:29 WIB

4 Bulan Gaji ASN Lingkup Pemda Halsel Belum Terbayar

Berita Terbaru