Pj. Gubernur Heru Budi Tegaskan APBD Paling Rendah Se-Jawa

Senin, 28 Agustus 2023 - 11:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID, JAKARTA  –  Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD DKI Jakarta adalah yang paling rendah di antara provinsi lain se-Jawa. Ia pun mempertanyakan pihak yang menyebutkan anggaran Jakarta paling besar.

Heru Budi bahkan mengatakan APBD DKI tidak sebanding dengan APBD Banten. Heru mengaku tidak mengerti dan merasa heran dengan metode penghitungan yang dipakai pihak yang menyatakan APBD DKI paling besar.

“Kalau yang lain kan wali kotanya otonomi, kabupatennya otonomi. Mereka hanya tugasnya provinsi. Saya ngurusi sampai kelurahan, rakyat,” ujarnya kepada detikindonesia di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menunjuk penetapan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) Perubahan APBD 2023 sebesar Rp 78,7 triliun dan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2024 sebesar Rp 81,5 triliun. Keduanya disebutnya masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan daerah lain.

Baca Juga :  Draf RUU DKJ: Tak Ada Pilkada, Gubernur Jakarta Ditunjuk Langsung Presiden

Sebabnya adalah APBD DKIa harus digunakan atau terserap sampai ke tingkat desa dan kelurahan. Di DKI Jakarta, dia menambahkan, tidak ada APBD independen Jakarta Timur atau wilayah lain. “Ada nggak APBD Bupati Pulau Seribu? Nggak ada, semua dari DKI,” kata Heru Budi.

Kepala Sekretariat Presiden itu menjelaskan pembiayaan untuk seluruh sektor mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kota administrasi, kecamatan hingga kelurahan menggunakan APBD DKI. Sehingga apabila ada masalah jalan rusak, muncul penyakit penapasan, seperti ISPA, maka yang menyelesaikannya adalah Gubernur.

“Gubernur DKI ngurus sampai rakyat; Pak ISPA di Kalibaru kenapa tinggi? Saya telpon Kadis Kesehatannya. Saya telpon Sudin Kesehatannya. Saya telpon Camat, Lurahnya, beresin loh ya. Itu rakyat kita. Saya gak bisa ngeles (menghindar),” ucap Heru.

Baca Juga :  Sambangi Kabupaten Belitung, Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi: Memastikan Kesiapan Pemilu Di Daerah 25 September 2023

Hal itu, kata dia, karena DKI Jakarta tidak memiliki otonomi di tingkat Kabupaten/Kota yang berbeda dengan provinsi lain di mana gubernur, bupati, dan wali kota memiliki otonominya masing-masing. Dia menganggap perlu meluruskan soal perbandingan Gubernur Jakarta dan gubernur di provinsi lain.

Dengan adanya otonomi, kata Heru, maka setiap kali ada keluhan masyarakat, misalnya jalan rusak, pasar tidak layak, maka pemerintah provinsi yang lain akan dapat menyerahkannya kepada pejabat yang memimpin wilayah tersebut. “Warga tanya; Pak, itu pasar jelek. Gubernur A: Itu bukan saya, itu Kabupaten, kan dia punya anggaran sendiri. Warga lagi: Pak, perbaiki jalan. Oh Oh iya ini jalan provinsi, saya perbaiki,” ucapnya.

Baca Juga :  Cabut Moratorium, Proses 10 Usulan Pemekaran Dari NTT

Dia pun mengilustrasikan semisal Gubernur DKI Jakarta mendapat APBD Rp 83 triliun, sementara Gubernur Provinsi A, B, C dengan APBD Rp 36 triliun, Rp 30 triliun, dan Rp 24 triliun. Anggaran gubernur lain terlihat lebih kecil tapi anggaran itu hanya untuk provinsi dan belum termasuk APBD Kabupaten dan Kota.

“Kabupaten berapa banyak, berapa APBD-nya. Wali Kota berapa banyak, berapa APBD-nya. Jadi Gubernur A plus sebanyak bupatinya, sebanyak APBD wali kotanya, sama dengan Rp136 triliun, (sementara DKI Rp83 triliun,” ujarnya.

Heru Budi menegaskan APBD Jakarta adalah yang terendah se-Jawa jika bicara provinsi. Oleh karena itu tidak bisa dibandingkan dengan yang lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : TIM
Editor : YULI
Sumber : TEMPO.CO

Berita Terkait

Kunjungi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Makassar, Komite I Akan Perjuangkan Aspirasi Bapas
Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Sulit Untuk Dijegal
Soal RUU Pengelolaan Ruang Udara, Senator Filep Beri Analisa Dampak Bagi Daerah
Kalah dari Uzbekistan, Ketua DPD RI Pacu Semangat Timnas Indonesia U-23 Tetap Menyala
Sukses Bikin DPD RI Bertaji, LaNyalla Terima Special Award dari PWI Jatim
Ketua DPD RI Puji Isi Pidato Prabowo di KPU: Patriotik Sejati
Komite IV DPD RI Minta RPJPN 2025-2045 Munculkan Pertumbuhan Ekonomi Baru
Komite I DPD RI Beri Catatan Penting Atas Pelaksanaan Pemilu Serentak 2024

Berita Terkait

Rabu, 15 Mei 2024 - 16:45 WIB

Menyongsong Pemilihan Kepala Daerah Fakultas Hukum Unkhair Sosialisasi money Politic 

Rabu, 15 Mei 2024 - 11:50 WIB

Warga Desak Bawaslu dan KPU Deli Serdang Evaluasi Oknum PPK dan Panwascam

Selasa, 14 Mei 2024 - 21:46 WIB

SBGN Kota Ternate Gugat Vendornya Bank Indonesia Perwakilan Malut Di Disnaker

Selasa, 14 Mei 2024 - 15:20 WIB

Pedagang Keluhkan Tarif Retribusi Sampah, Kabid DLH Langkat Berang di Konfirmasi

Senin, 13 Mei 2024 - 23:46 WIB

Muhammad Ilham Berharap Darwis Batubara Dapat Berkolaborasi di Pilkada Deli Serdang 2024

Senin, 13 Mei 2024 - 22:24 WIB

Pengalihan Jembatan PTPN II di Langkat, Diduga Ajang Cari Keuntungan Pribadi

Senin, 13 Mei 2024 - 18:13 WIB

Obi Fishing Tournament 2024, Pemkab Halsel Ajak Harita Nickel Jadikan Soligi Destinasi Wisata Bahari

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:30 WIB

Resmi Daftar di DPW PKB, Samaun Hegemur Siap Jadi Calon Wakil Gubernur Papua Barat

Berita Terbaru

Hukum & Kriminal

Kirim Surat Tantangan Tinju ke Hotman, Benny Wulur Giat Latihan

Rabu, 15 Mei 2024 - 02:01 WIB