Potensi Agrowisata Desa Watu Toa

Kamis, 2 Juni 2022 - 23:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DETIKINDONESIA.CO.ID – Sejak 2017 pertama kali datang hingga pertengahan tahun 2022 ini, mengamati Dusun Jampu – Jampu Desa Watu Toa serasa kita kembali pada masa – masa dulu. Hutan lebat, pohon – pohon kayu menjulang tinggi. Jenis kayunya Pinus, cengkeh, kemiri, dan lainnya. Jampu – Jampu masuk kawasan hutan lindung sosial ekonomi yang bisa diberdayakan masyarakat.

Masyarakat Desa Watu Toa, kehidupan sekitar adem sekali. Karakter masyarakat ramah, moderat, alim, prestasi dalam meningkatkan kehidupan beragamanya. Intensitas hujan setiap hari sangat tinggi. Daerah dingin.

Banyak pendatang ke Desa Watu Toa khusus Jampu – Jampu, Jolle, dan lainnya mengalami sakit ringan: flu dan demam. Karena tak bisa tahan dingin dan hujan tanpa musim. Tentu, ukurannya kalau staycation lama.

Pegunungan Jampu – Jampu dan Jolle mestinya menjadi prioritas pemerintah Kabupaten Soppeng untuk dikembangkan dalam berbagai sektor. Beberapa sektor yang mendesak yakni pariwisata (Daerah/Desa Wisata) dan hasil bumi: cengkeh, sayur mayur, buah naga, cokelat, kemiri, padi dan jahe untuk di jadikan produk UMKM yang lebih bernilai tinggi.

Potensi wisata sangat menjanjikan. Prediksi memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat. Tentu basis wisata yang harus dikembangkan sesuai kearifan lokal. Lokasi wisata sangat tepat, berada ditengah – tengah. Jalan poros Jolle – Kabupaten Barru bisa tersambung melewati pegunungan tembus jalan buludua.

Hal itu, sudah pantas menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Soppeng dan/atau Provinsi Sulawesi Selatan. Watu Toa berada ditengah – tengah. Perkembangan wisata justru di daerah yang sangat jauh dari keterjangkauan masyarakat Soppeng yang berada disebelah Utara dan Barat, misalnya wisata permandian air panas Lejja – Lejja harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam bagi masyarakat Takalala dan Marioriwawo.

Baca Juga :  Capres dan Gagasan Masa depan Indonesia

Begitu juga, wisata kolam renang bulu dua Kabupaten Barru, harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dari Takalala dan Marioriwawo. Demikian juga, tempat wisata lainnya di Kabupaten Soppeng wilayah Timur semakin jauh.

Potensi wisata yang dikembangkan dalam model bisnis (agrobisnis) berbasis wisata sesuai kearifan lokal akan menjadi tolak ukur kebahagiaan masyarakat Desa Watu Toa dan sekitarnya. Pasalnya, lahan sangat luas. Konstruksi pemukiman rumah penduduk masih alami bermodel rumah panggung dengan segala macam ukiran dan ukuran yang penuh sejarah latar belakang.

Pelajari sejarah rumah panggung Sulawesi, penuh kesejarahan yang diwarisi hingga sekarang. Rumah panggung merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Pemerintah Hindia Belanda dulu, mendidik agar membangun rumah – rumah dari batu. Bagi masyarakat yang membangun rumah batu (batu bata) dianggap orang kaya baru.

Baca Juga :  Menghidupkan Budaya Sendiri 

Padahal, penjajahan Belanda dulu memiliki maksud tertentu agar masyarakat tetap dianggap kaya dan pemahaman yang keliru. Karena Sulawesi (Nusa Tenggara) merupakan wilayah garis gempa yang lumayan panjang dan terdapatnya banyak gunung berapi. Tentu, rumah batu mudah dibangun, biaya kecil dan dianggap kaya raya. Tetapi sekali digoyang gempa berskala tinggi langsung roboh. Kemudian, bangun lagi. Tentu energi masyarakat dan pemerintah sangat tinggi dalam melayani dan membangun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari DETIKIndonesia.co.id. Mari bergabung di Channel Telegram "DETIKIndonesia.co.id", caranya klik link https://t.me/detikindonesia, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Penulis : Rusdianto Samawa
Editor : Michael
Sumber :

Berita Terkait

Nahkoda DPD Wujudkan Demokrasi Bermartabat
Melawan Pikiran Negatif
PB HMI Sorot RUPS PT. Timah Tbk, Adi Sebut Momen Mentri BUMN Evaluasi Komisaris dan Direksi
Kaimana: The City of Tolerance
Fransiscus Go dalam Survey Calon Gubernur NTT
Jodoh Maluku Utara Adalah Taufik Madjid
Anak Indonesia, Harapan Peradaban Dunia “Menyambut Bonus Demografi 2045”
Jangan Permainkan Suara Rakyat Papua

Berita Terkait

Rabu, 15 Mei 2024 - 16:45 WIB

Menyongsong Pemilihan Kepala Daerah Fakultas Hukum Unkhair Sosialisasi money Politic 

Rabu, 15 Mei 2024 - 11:50 WIB

Warga Desak Bawaslu dan KPU Deli Serdang Evaluasi Oknum PPK dan Panwascam

Selasa, 14 Mei 2024 - 21:46 WIB

SBGN Kota Ternate Gugat Vendornya Bank Indonesia Perwakilan Malut Di Disnaker

Selasa, 14 Mei 2024 - 15:20 WIB

Pedagang Keluhkan Tarif Retribusi Sampah, Kabid DLH Langkat Berang di Konfirmasi

Senin, 13 Mei 2024 - 23:46 WIB

Muhammad Ilham Berharap Darwis Batubara Dapat Berkolaborasi di Pilkada Deli Serdang 2024

Senin, 13 Mei 2024 - 22:24 WIB

Pengalihan Jembatan PTPN II di Langkat, Diduga Ajang Cari Keuntungan Pribadi

Senin, 13 Mei 2024 - 18:13 WIB

Obi Fishing Tournament 2024, Pemkab Halsel Ajak Harita Nickel Jadikan Soligi Destinasi Wisata Bahari

Minggu, 12 Mei 2024 - 22:30 WIB

Resmi Daftar di DPW PKB, Samaun Hegemur Siap Jadi Calon Wakil Gubernur Papua Barat

Berita Terbaru

Hukum & Kriminal

Kirim Surat Tantangan Tinju ke Hotman, Benny Wulur Giat Latihan

Rabu, 15 Mei 2024 - 02:01 WIB